ISRA’ – MI’RAJ VS SAINS ABAD INI

JS MANROE: TINJAUAN KEKINIAN TENTANG PERISTIWA ISRAK DAN MI’RAJ

l

Peristiwa Israk dan Mi’raj Nabi Muhammad saw itu pasti benar terjadi di masa beliau masih hidup, karena telah ada diungkapkan di dalam Al-Quran dan Al-Hadits yang merupakan sumber asasi pokok Ajaran Islam. Tetapi sepanjang prakteknya bahwa kedua pokok sumber ajaran tersebut mengalami perbedaan posisi yang amat tajam sekali, karena tentang mulusnya jalur lintasan keduanya di dalam fakta sejarah mengalami dua kutub yang berlainan.

Posisi yang paling prinsip dari keduanya yang harus disadari oleh umat Islam, bahwa Al-Quran itu telah selesai dikodifikasi di zaman Khalif Utsman bin Affan, khalif keempat itu, dan para hafizh Al-Quran pun masih banyak pula ditemukan pada saat itu, sehingga akan mustahil di Era Kekinian (Era Kontemporer) sekarang ini bahwa copian dari Mushhaf Utsman tersebut akan mengalami perubahan teks ataupun isinya oleh rekayasa negatif dari kerja tangan manusia yang zalim kepada Allah.

Posisi keterangan Al-Hadits di sisi Al-qur’an

Berbeda posisinya dengan Al-Hadits Nabi Muhammad saw, karena masa awal sekali dalam perjalan hadits itu sudah mendapat protes keras dari nabi sendiri untuk mencatatkannya. Malahan ditambah pula dengan situasi dan kondisi kekalutan dunia politik pada saat itu, sehingga menimbulkan nasib yang sangat malang sekali terhadap posisi Al-Hadits tersebut, karena menurut catatan dari fakta sejarahnya bahwa Al-Hadits itu secara besar-besaran banyak sekali direkayasa tentang pemalsuannya oleh orang-orang yang berkepribadian zindiq tersebut. Lebih kurang dua abad sepeninggal Nabi Muhammad saw barulah Al-Hadits itu dibukukan oleh para muhadditsin, seperti Al-Bukhari, Muslim, Abu Daud, An-Nisai, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dan lain-lainnya.

Baca lebih lanjut