MANUSIA MAKHLUK SEMPURNA


MANUSIA MAKHLUK SEMPURNA

imagesA. Manusia dari Beberapa Sudut Pandang

1. Manusia dalam Pandangan Filsafat

Siapakah manusia? Dari mana asalnya? Di mana kedudukan dan fungsi manusia? Lalu apa tujuan manusia? Beberapa pertanyaan itu tidak akan usang dipertanyakan sepanjang jaman apabila membahas topik manusia.

Dalam ilmu mantiq (logika) manusia disebut sebagai Al-Insanu hayawanun nathiq (manusia adalah binatang yang berfikir). Nathiq sama dengan berkata-kata dan mengeluarkan pendapatnya berdasarkan pikirannya. Sebagai binatang yang berpikir manusia berbeda dengan hewan. Walau pada dasarnya fungsi tubuh dan fisiologis manusia tidak berbeda dengan Hewan, namun hewan lebih mengandalkan fungsi-fungsi kebinatangannya, yaitu naluri, pola-pola tingkah laku yang khas, yang pada gilirannya fungsi kebinatangan juga ditentukan oleh struktur susunan syaraf bawaan. Semakin tinggi tingkat perkembangan binatang, semakin fleksibel pola-pola tindakannya dan semakin kurang lengkap penyesuaian struktural yang harus dilakukan pada saat lahirnya.

Pada primata yang lebih tinggi (bangsa monyet) bahkan dapat ditemukan intelegensi yaitu penggunaan pikiran guna mencapai tujuan yang diinginkan sehingga memungkinkan binatang untuk melampaui pola-pola kelakuan yang telah digariskan secara naluri. Namun setinggi-tingginya perkembangan binatang, elemen-elemen dasar eksistensinya yang tertentu masih tetap sama.

Manusia menyadari bahwa dirinya sangat berbeda dari binatang apa pun. Tetapi memahami siapa sebenarnya manusia itu bukan persoalan yang mudah. Ini terbukti dari pembahasan manusia tentang dirinya sendiri yang telah berlangsung demikian lama. Barangkali sejak manusia diberi kemampuan berpikir secara sistematik, pertanyaan tentang siapakah dirinya itu mulai timbul. Namun informasi secara tertulis tentang hal ini baru terlacak pada masa Para pemikir kuno Romawi yang konon dimulai dari Thales (abad 6 SM).

Beberapa ahli filsafat berbeda pemikiran dalam mendefinisikan manusia. Manusia adalah makhluk yang concerned (menaruh minat yang besar) terhadap hal-hal yang berhubungan dengannya, sehingga tidak ada henti-hentinya selalu bertanya dan berpikir. Sehingga oleh Beerling (Guru Besar Filsafat) menyebutkannya sebagai “tukang bertanya” atau Sartre (filosof eksistensi Perancis) menyebutkan bahwa manusia adalah sifatnya bertanya. Demikian juga Sokrates (470-399 SM) mengajak manusia untuk memperhatikan diri sendiri agar sadar akan dirinya dengan kata hikmahnya yang terkenal “Gnothi Seantho” yang artinya kenalilah dirimu.

Rene Descartes (1596-1650) mengatakan “Cogito Ergo Sum” (saya berfikir sebab itu saya ada). Di samping itu Aristoteles (384-322 SM), seorang filosof besar Yunani mengemukakan bahwa manusia adalah hewan yang berakal sehat, yang mengeluarkan pendapatnya, yang berbicara berdasarkan akal-pikirannya. Juga manusia adalah hewan yang berpolitik (zoonpoliticon, political animal), hewan yang membangun masyarakat di atas famili-famili menjadi pengelompokkan yang impersonal dari pada kampung dan negara. Manusia berpolitik karena ia mempunyai bahasa yang memungkinkan ia berkomunikasi dengan yang lain. Dan didalam masyarakat manusia mengenal adanya keadilan dan tata tertib yang harus dipatuhi. Ini berbeda dengan binatang yang tidak pernah berusaha memikirkan suatu cita keadilan.

Filosof terkenal dan termasyhur Islam Ibnu Sina atau Avvicena –begitu orang barat mengenalnya– (980–1037), menyebutkan adanya tujuh kesanggupan manusia, yaitu: (l) makan, (2) tumbuh, (3) berkembang biak, (4) pengamatan hal-hal yang istimewa, (5) pergerakan dibawah kekuasaan, (6) ketahuan dari hal-hal yang urnum dan (7) kehendak memilih yang bebas. Tumbuh-tumbuhan memiliki kesanggupan 1, 2, dan 3. Hewan mempunyai kesanggupan 1, 2, 3, 4, dan 5. Sedangkan manusia mempunyai kesanggupan 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Yang dimaksud dengan ketahuan pada angka 6 ialah segala yang kita ketahui, berbeda dengan pengetahuan.

Sedangkan As-Syaikh Musthafa al-Maraghi ketika menafsirkan makna hidayah dalam surat al-Fatihah menerangkan bahwa ada lima macam dan tingkatan hidayah yang dianugerahkan Allah s.w.t. kepada manusia, yaitu: 1. Hidayahal-Ilham gharizahatau (insting). 2.  Hidayah al-Hawasy, (indra). 3.   Hidayah al- ‘Aql, (akal budi). 4.   Hidayah al-Adyan, (agama). 5.   Hidayah at-Taufik. Hidayah al- ‘Aql (ke 3) lebih tinggi tingkatannya dari hidayah terdahulu (insting dan indra yang dianugerahkan Tuhan kepada hewan). Dan pada hidayah aql pula yang membedakan antara manusia dan binatang. Di samping itu, di atas akal budi terdapat hidayah agama dan hidayah at-taufiq.

Sehubungan dengan tingkat-tingkat eksistensi atau tingkat-tingkat keberadaan makhluk di alam semesta, E.P. Schumacher seorang ekonom dan filosof membagi menjadi beberapa tingkatan: a) Tingkat eksistensi (keberadaan) benda mati yang tersusun dari pelikan (mineral), seperti batu, tanah dan lain-lain. b) Tingkat eksistensi tumbuh-tumbuhan yang tersusun dari unsure pelikan dan unsur hidup. Unsur pelikan adalah bagian yang kelihatan dan unsur hidup adalah ghaib. c) Tingkat eksistensi hewan yang tersusun dari unsur pelikan, unsur hidup dan unsur kesadaran. Unsur kesadaran ini yang hewan beraksi kapan dia mau makan, minum, berteduh, tidur, mengelak dari bahaya, membela diri atau menyerang bila perlu. d) Tingkat eksistensi tertinggi di dalam alam semesta fisika adalah manusia yang tersusun dari unsur pelikan, unsur hidup, kesadaran dan sadar diri. Unsur sadar diri inilah yang menjadikan manusia mempunyai rasa malu; punya konsep aku, engkau dan dia; punya konsep dimensi waktu: kemaren, kini dan esok; punya konsep harga diri, adab dan sopan santun. Jadi unsur sadar dirilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya, menurut E.F. Schumacher.

Dari uraian singkat di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

  1. Manusia adalah jenis hewan juga.
  2. Manusia mempunyai perbedaan tertentu dibanding dengan hewan lainnya.
  3. Ditinjau dari segi jasmaniah, perbedaan antara manusia dengan hewan adalah gradual, tidak fundamental.
  4. Ditinjau dari segi rohaniyah, perbedaan antara manusia dengan hewan adalah prinsipil, asasi.
  5. Keistimewaan ruhaniyah manusia dibandingkan dengan hewan terlihat dalam kenyataan bahwa manusia adalah makhluk yang berpikir, berpolitik, mempunyai kebebasan/kemerdekaan, memiliki sadar diri, mempunyai norma, tukang bertanya atau tegasnya manusia adalah makhluk berbudaya.

2.   Manusia dalam Pandangan Ilmu Pengetahuanimages

Para ahli pikir berbeda pendapat dalam mendefinisikan manusia. Perbedaan tersebut sebenarnya disebabkan oleh kenyataan kekuatan dan peran multidimensional yang dimainkan manusia. Sedangkan kecenderungan para ahli pikir hanya meninjau dari sisi yang menjadi titik pusat perhatiannya dan mengabaikan sisi yang lainnya. Perkembangan ilmu pengetahuan yang bergerak dari zaman ke zaman juga senantiasa memperkaya wawasan mereka tentang manusia. Pada zaman modern pendefinisian manusia banyak dilakukan oleh mereka yang menekuni bidang psikologi.

Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens (manusia berkeinginan). Menurut aliran ini manusia adalah makhluk yang memiliki perilaku hasil interaksi antara komponen biologis (id), psikologis (ego) dan sosial (superego), Di dalam diri manusia terdapat unsur animal (hewani), rasional (akali), dan moral (nilai).

Para penganut teori behaviorisme menyebut manusia sebagai homo mechanicus (manusia mesin). Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (aliran yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subyektif) dan psikoanalisis (aliran yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak). Behaviorisme ingin menganalisis perilaku yang tampak saja, yang diukur, dilukiskan dan diramalkan. Menurut aliran ini segala tingkah laku manusia terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran terhadap lingkungannya, tidak disebabkan aspek rasional dan emosionalnya.

Para penganut teori kognitif menyebut manusia sebagai home sapiens (manusia berpikir). Menurut aliran ini manusia tidak lagi dipandang sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif pada lingkungan, tetapi sebagai makhluk yang selalu berusaha memahami lingkungannya, makhluk yang selalu berpikir. Penganut teori kognitif mengecam pendapat yang cenderung menganggap pikiran itu tidak nyata karena tampak tidak mempengaruhi peristiwa. Padahal berpikir, memutuskan, menyatakan, memahami dan sebagainya adalah fakta kehidupan manusia.

Para penganut teori humanisme menyebut manusia sebagai homo ludens (manusia bermain). Aliran ini mengecam teori psikoanalisis dan behaviorisme karena keduanya dianggap tidak menghormati manusia sebagai manusia. Keduanya tidak dapat menjelaskan aspek eksistensi manusia yang positif dan menentukan seperti cinta, kreatifitas, nilai, makna, dan pertumbuhan pribadi. Menurut humanisme manusia berperilaku untuk mempertahankan, meningkatkan, dan mengaktualisasikan diri.

Dari beberapa teori tersebut yang paling popular dan kontroversial adalah teori descendensi (keturunan) atau teori evolusi. Teori evolusi berpangkal dari teori Lamarck, seorang ahli biologi termashur dari Perancis. Pada Lamarck (1774-1829) teori ini baru bersifat spekulatif atau pemikiran. Charles Darwinlah (1809-1882), seorang ahli biologi Inggris, yang menyempurnakan dan menjadikannya ilmiah dengan memberikan dasar data-data. Teori ini beranggap bahwa tiap jenis tumbuhan dan hewan berasal dari jenis yang paling rendah, yakni yang awal sekali adalah amuba atau makhluk bersel satu. Jenis yang paling tinggi atau akhir sekali adalah manusia.

Jadi kalau manusia terjadi dari hasil evolusi hayat, tentu ia berasal dari jenis imagesyang lebih rendah, yaitu binatang. Demikianlah manusia menurut teori evolusi merupakan hasil dari evolusi hewan sederhana sampai kepada hewan tingkat tinggi (bangsa antropoide) dan akhirnya manusia.

Memang, asal usul manusia dan keberadaannya di alam semesta menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang menarik. Kapankah manusia pertama kali hadir di muka bumi ini? Makhluk apakah yang menjadi nenek moyang manusia dan bagaimana proses penurunan dan perubahan-perubahannya? Berlandaskan adanya persamaaan bentuk morfologis dan fisiologis (dan alasan yang bersifat ideologis) pada abad ke-19 tumbuh suatu pemahaman tentang asal usul manusia yang dikaitkan dengan primata. Primata (bangsa kera) adalah model puncak perkembangan evolusi hewan.

Berdasarkan kecenderungan mempertahankan pendapat memang ada semacam upaya terselubung untuk “mempertua” usia kehadiran manusia oleh kelompok “Darwinisme”. Hal ini menyebabkan pengambilan kesimpulan yang serampangan dan mengaburkan fakta. Ramapithecus yang berusia 15 juta tahun dan Oreopithecus yang berusia 12 juta tahun dianggap, sebagai manusia tertua. Pengamatan yang teliti menunjukkan bahwa kedua spesies tersebut lebih layak disebut kera daripada manusia.

Upaya menghubungkan Ramapithecus dan Oreopithecus dengan mata rantai kehadiran manusia banyak ditentang para ahli. Bangsa kera (primata) dianggap memiliki perbedaan yang sangat mendasar dengan manusia meskipun Australopithecus memiliki volume tengkoraknya yang hampir sama dengan simpanse dan gorila. Kedua jenis kera terakhir yang hidup hingga zaman kini tidak memiliki kecerdasan yang mencerminkan kebudayaan manusiawi sebagaimana Australopithecus.

Memang teori evolusi pada hewan dianggap cukup kuat. Bentuk-bentuk kehidupan bersel banyak hampir dapat dipastikan merupakan perkembangan dari bentuk-bentuk sel tunggal. Cenophores yang memiliki dasar-dasar bagi organ-organ dan sel-sel yang telah mendapatkan fungsi- fungsi urat syaraf telah terbentuk kira-kira kurang dari satu milyar tahun yang lalu. Hewan-hewan tak bertulang belakang mungkin telah muncul 500 atau 600 juta tahun yang lalu bersama dengan bangsa kerang-kerangan, cacing gelang dan serangga pertama. Hewan-hewan bertulang belakang datang sesudahnya sekitar 450 juta tahun yang lalu dan begitu pula ikan-ikan tertentu yang terus berkembang setelah itu.

Hewan-hewan bumi bertulang belakang (amfibi dan reptil muncul sekitar 350 juta tahun yang lalu. Setelah mereka muncul pula hewan menyusui (180 juta tahun yang lalu) dan burung (13-1 juta tahun yang lalu). Tetapi bentuk-bentuk kehidupan itu tidak hanya muncul, tetapi juga menghilang, kadang-kadang dalam jumlah yang sangat besar. Bangsa reptil memberikan suatu contoh bagus menyangkut fenomena ini. Setelah berkuasa selama 200 juta tahun, mereka mengalami kejatuhan, sehingga sekarang kita hanya memiliki sedikit sisa untuk menjelaskan kehidupan reptil lebih dari 60 atau 70 juta tahun yang lalu. Tempat mereka telah diambil alih oleh hewan menyusui. Dan bangsa primata dianggap menjadi puncak bagi evolusi di dunia hewan.

Kesenjangan bukti-bukti ilmiah telah melemahkan hipotesis bahwa manusia adalah perkembangan lebih lanjut dari keluarga primata. Jika pun pada suatu hari mungkin ditemukan bukti formal yang menghubungkan manusia dengan nenek moyang hewan maka hal itu adalah sebuah lompatan luar biasa pada pertambahan informasi genetik. Hanya dengan lompatan tersebut terbentuk suatu keturunan dengan ciri-ciri manusiawi yang mengandung kemungkinan-kemungkinan evolusi menuju bentuk homo sapiens.

Tetapi sesungguhnya sebuah argumen ke arah yang berlawanan dapat diajukan tanpa ada sangkalan sekecil apa pun dari bukti-bukti i1miah yang telah diperoleh. Argumen tersebut menyatakan bahwa penciptaan spesies manusia terjadi secara terpisah dari keturunan yang telah ada sebelumnya. Selanjutnya spesies tersebut menjalani transformasi-transformasi seperti yang tergambar dari model Manusia purba Australopithecus sampai dengan homo sapiens seperti berikut:

  1. Makhluk yang paling tua yang bentuknya mirip atau hampir menyamai manusia, disebut Australopithecus. Fosilnya diperkirakan berumur 500 – 600 ribu tahun.
  2. Pithecanthropus Erectus, manusia kera berdiri tegak, yang fosilnya berumur sekitar 400 ribu tahun.
  3. Homo Neonderthalensis, manusia Neanderthal yang fosilnya berumur kira-kira 100 ribu tahun.
  4. Homo Sapiens atau manusia budiwan, fosilnya ditemukan kira-kira 35.000 tahun yang lalu. Manusia yang sekarang ini diperkirakan masuk dalam golongan ini.

Melihat teori evolusi yang demikian, tentu muncul dugaan bahwa di masa yang akan datang akan lahir jenis baru yang berbeda sama sekali dengan jenis manusia sekarang. Tetapi dugaan ini dinafikan oleh kelompok finalisma dari kalangan evolusionis juga yang beranggapan bahwa jenis manusia sekarang telah terhenti dengan alasan pada fase ini telah berhenti pertumbuhan volume otak pada manusia sekarang. Menurut mereka penambahan volume dan penyempurnaan otak ada hubungannya dengan perkembangan kecerdasan. Misalnya Australopithecus memiliki volume otak 450 cm . Dalam evolusi 400 – 500 ribu tahun terjadi pertambahan 1.000 cm dan pada Homo Neanderthaledsis mencapai volume otak 1.450 cm3. Dan sampai di sini volume otak bertahan tetap, tidak bertambah lagi sampai dengan manusia modern kini. Dengan terhentinya evolusi organ yang amat penting (otak) dalam diri manusia, maka terhenti pula evolusi pada jenis manusia.

Tujuan evolusi—menurut kaum finalisma—adalah untuk mewujudkan manusia atau pada manusialah akhir proses evolusi. Namun demikian teori evolusi—sebagai teori ilmu— seperti teori-teori lainnya tidaklah mengandung kebenaran yang mutlak. Kebenaran teori ilmu tergantung pada data-data tempat ia berpijak. Jika ditemukari data baru atau diperbaikinya data lama, suatu teori dapat jatuh dan digantikan oleh teori baru.

Demikian pula yang terjadi pada teori evolusi ini. Walaupun telah dibela oleh kaum finalisma, namun tidak lepas pula dari kelemahan-kelemahan, diantaranya adalah justru teori terhentinya evolusi otak semenjak Homo Neanderthalensis sampai dengan Homo Sapiens. Terhentinya evolusi ini berlawanan dengan teori evolusi itu sendiri. Kelemahan yang lebih nampak dan banyak diperdebatkan adalah tentang “mising link“, yaitu putusnya hubungan atau tidak ditemukannya jenis antara dari bangsa hewan (hewan terpuncak dari jenis primata [bangsa kera] yaitu, Ramapithecus yang berusia 15 juta tahun dan Oreopithecus berusia 12 juta tahun) kepada jenis manusia (dari Australipithecus 4 juta – 600.000 tahun hingga Homo sapiens 35.000 – 40.000 tahun).

Di sisi lain, perkembangan mutakhir dari hasil ilmu pengetahuan dalam membahas topik tentang manusia di abad 19 ini adalah dapat dipastikannya asal-usul terjadinya proses kejadian manusia (reproduksi) secara biologis oleh ilmu embriologi dan kedokteran modern.

imagesProses reproduksi manusia dapat kita temui dalam cabang ilmu Biologi yaitu ilmu embriologi dan kedokteran. Ilmu embriologi adalah ilmu yang masih sangat muda, perkembangannya yang amat menyolok terutama setelah diketemukannya miskroskop sekitar tahun 1677. Namun minat terhadap kejadian-kejadian dan perkembangan-perkembangan yang berhubungan dengan embrio sudah lama ada, lebih dari dua ribu tahun yang lalu, lewat Aristoteles. la mengamati perkembangan sebuah embrio ayam; akan tetapi tanpa miskroskop ia hanya dapat mengambil kesimpulan yang amat dangkal ditinjau pada masa sekarang. la mengatakan bahwa embrio manusia terbentuk bila cairan sel mani dicampur dengan darah menstruasi. Pada hakekatnya pertimbangannya itu tepat, tetapi ia keliru dalam satu hal; ia mengira bahwa hanya pihak wanita yang menentukan zat embrio sedang pihak pria hanya merangsang pertumbuhannya.

Lima ratus tahun kemudian, dalam abad kedua sesudah masehi, seorang imagesdokter Yunani bernama Galen memberi interpretasi lain—yang pada hakekatnya tidak betul— , tetapi toh dipertahankan lebih dari 15 abad. Galen mengembangkan teori yang terkenal dengan nama; “emboitement” yang kurang lebih berarti “dibangun di dalam” atau “pengotakan”. Gambaran teori pengotakan ini adalah demikian; dalam kotak cairan sel kelamin ibu yaitu sel telur, terdapat embrio utuh (sudah berbentuk manusia) tetapi amat kecil sekali; dan kotak cairan sel kelamin ayah mengakibatkan kotak itu membuka diri dan pertumbuhannya dimungkinkan. Menurut teori ini, setiap bayi seharusnya sudah mengandung seorang bayi lagi yang sudah di bentuk sebelumnya, sebagaimana kotak-kotak Tionghoa disusun, yang satu termasuk ke dalam yang lain.

Pada tahun 1677, setelah diketemukannya miskroskop, Anton Van Leeuwenhoek, seorang sarjana ilmu alam berkebangsaan Belanda, untuk pertama kalinya dapat melihat sebuah sperma atau sel kelamin priimagesa yang hidup, yaitu setetes cairan mani. Dan seorang dokter muda Regnier de Graafjuga orang Belanda, telah mengamat-amati dan melukiskan “sesuatu yang meletus sebagai gelembung air”, waktu ia membuka alat kelamin kelinci betina. Sesuatu itu adalah gugus-gugus sel, tempat terjadinya embrio. Akan tetapi baik de Graaf maupun van Leeuwenhoek tidak dapat memahami apa yang mereka lihat, mereka belum dapat membayangkan bahwa suatu ciptaan berbentuk dapat berkembang dari suatu yang tak berbentuk. Temuan mereka itu untuk sementara belum terpecahkan, sebab pada waktu itu kebanyakan sarjana biologi masih menganut teori emboitement atau teori pengotakan.

Penemuan-penemuan   tersebut di atas mengakibatkan sarjana biologi terpecah menjadi dua golongan,yaitu “kaum ovulis” dan “kaum homunkulis”. Hal itu terjadi hampir selama dua abad, dari abad 17 hingga abad 18. Padahal keduanya masih menganut teori pengotakan. Kaum ovulis masih tetap memegang pandangan teori pengotakannya Galen. Kaum homunkulis mengatakan lain: “Manusia dibentuk lebih dulu dalam kepala sperma tidak dalam sel telur”. Untuk mengilustrasikan pendapat itu, mereka membuat gambar yang memperlihatkan sebuah homunkulus, yaitu manusia sangat kecil yang dengan kepala tertunduk dan kaki bersila persis cocok untuk dimasukkan dalam kepala sperma itu. Mereka mengira homunkulus ini dibesarkan di dalam rahim, dan tumbuh di sana seperti dalam peti pengeraman. Baru pada tahun 1759 lewat Kaspar  Friedrich Wolf seorang sarjana anatomi, dengan memakai miskroskopnya ia menyelidiki embrio ayam. la menyimpulkan penyelidikannya itu dalam desertasinya yang berjudul “Teori Generationis” (teori tentang mengadakan keturunan). Ia berhasil secara serentak menghapus teori emboitement maupun teori kaum ovulis/ovist dan homunkulis. Teori tadi digantinya dengan dua konsep baru yang tepat, pertama, sebuah tubuh dibangun dan butir-butir sel, dan yang kedua,   kedua   pihak   orangtua menyumbangkan bagian yang sama banyak bagi anak keturunannya. la menduga hal ini, walaupun waktu itu sel telur binatang menyusui belum ditemukan.

Lebih dari lima puluh tahun kemudian van Boer dapat melihatnya diujung pisau laboratoriumnya. la melihat sel telur yang belum matang dari indung telur seekor anjing. Oleh karena itu pada abad ke 19 minat terhadap embriologi diperbaharui dan diperkuat lagi.

Pada abad inilah baru dapat disadari perkembangan embrio secara jelas. Kita adalah generasi yang mengetahui dengan jelas bagaimana kelangsungan perkembangan manusia dari satu sel menjadi seorang individu, yang sebelumnya sudah hidup dan bereaksi terhadap alam sekitarnya. Kita pulalah generasi yang mengenal kejadian-kejadian mulai dari jam-jam dan hari-hari pertama. Sel telur yang matang pada manusia sedang meninggalkan indung telur dilihat untuk pertama kali pada tahun 1930, Mengenai sel-sel orangtua, yaitu terjadinya persenyawaan sperma dan sel telur baru dapat diamati tahun 1944, yaitu empat belas tahun kemudian. Kejadian-kejadian dalam enam hari pertama dalam kandungan diketahui pada tahun 1950-an. Akhirnya dalam tahun 1960-an kita mulai membongkar rahasia susunan dalam sel yang begitu komplek dan yang menurunkan sifat-sifat turun-temurun kita.

Akhirnya konsep reproduksi pada hari ini telah dapat kita ketahui secara jelas sebagai berikut:

imagesReproduksi manusia terjadi melalui proses-proses yang umum bagi binatang menyusui. Pada permulaannya terjadi pembuahan (fecondantion) dalam saluran telur (tuba fallopii). Yang menyebabkan pembuahan adalah sperma laki-laki (mani). Dari air mani atau sperma yang mengandung berjuta-juta spermatozoa, satu sel benih sudah cukup untuk terjadinya pembuahan dengan sel telur (ovum) dari pihak wanita. Telur yang telah dibuahi akan menetap pada suatu titik tertentu dalam rahim wanita. Telur ini turun sampai ke rahim dan menetap di sana berpegangan dengan selaput lendir dan lengan otot sesudah tersusunnya plasenta. Telur itu akan berkembang dalam rahim menjadi embrio.

Pertama-tama akan terlihat oleh mata biasa, embrio itu terlihat sebagai sepotong daging, lalu akan  timbul  tulang-tulang  sehingga berbentuk manusia. Dan  akan   dilengkapi dengan perlengkapan lainnya, seperti otot,  sistem syaraf,  sistem sirkulasi, pembuluh-pembuluh dan lain sebagainya sampai lahir sosok jabang bayi yang sempurna selama kurang lebih 9 bulan.  Itulah reproduksi manusia yang telah diperoleh oleh akal fikiran manusia dengan ilmu embriologinya serta dilengkapi dengan peralatan yang serba canggih di abad mutakhir saat ini.images

Telah diketahui bersama bahwa manusia terdiri dari badan (jasmani) dan Ruh (ruhani). Dipandang dari segi jasmaniah, pada dasarnya tidak ada perbedaan antara manusia dengan binatang. Tetapi jika diperhatikan secara seksama akan ditemukan perbedaan-perbedaan yang mendasar antara keduanya. Di antara perbedaan-perbedaannya adalah, pada manusia untuk melaksanakan tindakan dan perbuatan memerlukan pendidikan atau latihan terlebih dahulu, sedangkan pada binatang semua dilakukan atas dasar naluri. Manusia juga memiliki perasaan rohaniah, seperti suka, duka, dan sebagainya dan juga memiliki kehidupan batin yang nampak pada kesadaran akan diri dan lingkungannya. Dan yang paling penting adalah tumbuh kemampuan berpikir sehingga manusia dapat mempelajari bahasa yang dengannya dapat menyalurkan apa yang ada dalam dirinya (pikiran, perasaan, pengalaman, keinginan) untuk menjalin hubungan di antara anggota masyarakat. Kesemuanya ini tidak dimiliki oleh binatang.

Ilmu pengetahuan juga mengakui bahwa dalam diri manusia ada jiwa. Yang menjadi masalah adalah apakah jiwa itu substansi yang berdiri sendiri ataukah ia hanya merupakan fungsi atau aktifitas jasad dengan organ-organnya. Masalah ini tentu tidak dapat dipecahkan oleh ilmu pengetahuan, tetapi dibahas oleh filsafat. Terdapat perbedaan pendapat mengenai jiwa dalam dua cabang filsafat metafisika, yaitu materialisme (serba zat) dan spiritualisme (serba roh). Materialisme beranggapan bahwa hakekat kenyataan yang serba ragam dan serba rupa adalah zat atau materi. Sedangkan spiritualisme beranggapan bahwa hakekat kenyataan adalah roh atau jiwa; Materi bersifat nyata, bentuknya tidak dapat disentuh oleh panca indra.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa menurut ilmu pengetahuan manusia terdiri dari jasad material yang tidak banyak bedanya dengan jasad binatang. Perbedaan yang menonjol hanya nampak pada besar kecilnya volume otak. Tetapi dari segi batiniah terdapat perbedaan yang besar sekali. Manusia memiliki jiwa yang memungkinkan otak berfikir. Memiliki qalbu yang menjadi sumber penghayatan rohaniyah yang dengannya manusia dapat membentuk tata kehidupan sosial yang penuh dengan norma dan aturan.

imagesB.  Manusia dalam Pandangan Islam

Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah Tuhan Pencipta Alam Semesta. Walaupun telah berusaha memahami dirinya selama beribu-ribu tahun, namun gambaran yang pasti dan meyakinkan tak mampu mereka peroleh hanya dengan mengandalkan daya nalarnya yang subyektif. Oleh karena itu mereka memerlukan pengetahuan dari pihak lain yang dapat memandang dirinya secara lebih utuh. Allah Sang Pencipta Alam telah menurunkan Kitab Suci Alquran yang di antara ayat-ayat-Nya adalah gambaran-gambaran konkret tentang manusia. Penyebutan nama manusia dalam Alquran tidak hanya satu macam. Berbagai istilah digunakan untuk menunjukkan berbagai aspek kehidupan manusia, di antaranya:

–         Dari aspek historis penciptaan manusia disebut dengan Bani Adam (Q.S. Al-A’raaf, 7:31).

–         Dari aspek biologis manusia disebut dengan basyar yang mencerminkan sifat-sifat fisik-kimia-biologisnya (Q.S. Al-Mukminun, 23: 33).

–         Dari aspek kecerdasan manusia disebut dengan insan yakni makhluk terbaik yang diberi akal sehingga mampu menyerap pengetahuan (Q.S. Ar-Rahmaan, 55: 3-4).

–         Dari aspek sosiologisnya disebut annas yang menunjukkan sifatnya yang berkelompok sesame jenisnya (Q.S. Al-Baqarah, 2: 21).

–         Dan dari aspek posisinya disebut ‘abdun (hamba) yang menunjukkan kedudukannya sebagai hamba Allah yang harus tunduk dan patuh kepadanya-Nya (Q.S. Saba’, 34:9).

Selain dari beberapa istilah tersebut di atas ajaran Islam dalam Alquran juga mengemukakan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang sempurna dan termulia dari makhluk-makhluk yang lain.

1.   Manusia Makluk Terbaik dan Termulia

Dalam model penciptaan, Allah menciptakan manusia melalui dua proses, yaitu penciptaan langsung (penciptaan Adam) dan penciptaan tidak langsung (proses reproduksi manusia).

imagesDalam model penciptaan Adam Allah menciptakan manusia dari unsur-unsur tanah yang dibentuk dan air, lalu ditiupkan ruh Allah secara langsung sehingga terciptalah Nabi Adam sebagai manusia pertama. Beberapa unsur tanah yang disebut dalam Alquran adalah seperti berikut:

1)      Tiin, yaitu tanah lempung:

الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنسَانِ مِن طِينٍ

(Tuhan) memulai penciptaan manusia dari tanah lempung. (Q.S. As-Sajadah, 32:7)

Dalam ayat ini, Alquran menyebut kata badaa yang berarti memulai. Ini menunjukkan adanya awal suatu penciptaan dari tiin. Hal ini jelas bermakna tahap yang lain akan segera mengikuti.

2)      Turaab, yaitu tanah gemuk sebagaimana disebut dalam ayat:

قَالَ لَهُ صَاحِبُهُ وَهُوَ يُحَاوِرُهُ أَكَفَرْتَ بِالَّذِي خَلَقَكَ مِن تُرَابٍ

ثُمَّ مِن نُّطْفَة ثُمَّ سَوَّاكَ رَجُلاً

Kawanmu (yang mukmin) berkata kepadanya, sedang dia bercakap-cakap dengannya: “Apakah kamu kafir kepada Tuhan Yang Menciptakan kamu dari tanah (turaab), kemudian dari setetes air mani lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna?” (Q.S. Al-Kahfi, 18:37)

3)      Tiinul laazib, yaitu tanah lempung yang pekat (tanah liat):

فَاسْتَفْتِهِمْ أَهُمْ أَشَدُّ خَلْقاً أَم مَّنْ خَلَقْنَا إِنَّا خَلَقْنَاهُم مِّن طِينٍ لَّازِبٍ

Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah): “Apakah mereka yang lebih kukuh kejadiannya ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?” Sesungguhnya Kami menciptakan mereka dari tanah liat (tiinul laazib). (Q.S. As-Saffaat, 37: 11)

4)      Salsalun, yaitu lempung yang dikatakan kalfakhkhar (seperti tembikar). Citra di ayat ini menunjukkan bahwa manusia “dimodelkan”.

5)      Salsalun min hamain masnuun (lempung dari Lumpur yang dicetak/diberi bentuk):

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإِنسَانَ مِن صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَإٍ مَّسْنُونٍ

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari Lumpur hitam yang diberi bentuk. (Q.S. Al-Hijr, 15: 26)

6)      Sulaalatin min tiin, yaitu dari sari pati tanah. Sulaalat berarti sesuatu yang disarikan dari sesuatu yang lain:

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ مِن سُلَالَةٍ مِّن طِينٍ

ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَّكِينٍ

ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَاماً فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْماً ثُمَّ أَنشَأْنَاهُ خَلْقاً آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ

أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati images(berasal) dari tanah (sulaalatin min tiin). Kemudian Kami jadikan saripati air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. (Q.S. Al-Mukminun, 23: 12-14)

7)      Air yang dianggap sebagai unsur penting asal usul seluruh kehidupan:

وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ مِنَ الْمَاء بَشَراً فَجَعَلَهُ نَسَباً وَصِهْراً وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيراً

Dan Dia (Allah) pula yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia (Allah) jadikan manusia itu punya keturunan dan musaharah adalah Tuhanmu Mahakuasa. (Q.S. Al-Furqaan, 25: 54)

8)      Peniupan Ruh (ciptaan) Allah:

فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِي فَقَعُواْ لَهُ سَاجِدِينَ

Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan) Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. (Q.S. Al-Hijr, 15: 29)

ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِن رُّوحِهِ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلاً مَّا تَشْكُرُونَ

Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya ruh (ciptaan) Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, tetapi kamu sedikit sekali bersyukur. (Q.S. As-Sajdah, 32: 9)

Demikian model penciptaan langsung nabi Adam yang difirmankan Allah dalam Alquran. Manusia menurut Islam berbeda sama sekali dengan makhluk-makhluk lain, manusia adalah makhluk yang paling terbaik dan sempurna dihadapan Allah. Manusia di samping mempunyai jasad, nyawa, nafsu naluri, dan insting, manusia dilengkapi dengan Ruh Allah (ruhani).

Adanya unsur ruhani ini bukan berarti bahwa manusia adalah sebuah organisme yang mempunyai dua unsure jasmani dan ruhani yang masing-masing mempunyai fungsi dan berjalan sendiri-sendiri secara terpisah, melainkan keduanya adalah merupakan satu kesatuan yang terpadu, berjalan berkelindan, tak terpisahkan, berfungsi penuh dan bersama-sama.

Karena kelebihannya itulah manusia memperoleh predikat sebagai makhluk terbaik dan termulia, baik bentuk kejadiannya maupun kedudukannya di alam semesta ini.

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (Q.S. At-Tin, 95: 4)

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلاً

Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka ke daratan dan lautan, Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (Q.S. Al-Isra, 17: 70)

imagesDalam model penciptaan proses reproduksi manusia isi ayat-ayat Alquran telah membuka mata pakar dunia di bidang ilmu kedokteran dan embriologi. Mereka terpana akan kesuaian ilmu ilmiah modern yang telah dihasilkan dengan riset-riset mahal dengan wahyu Alquran yang notabene telah ada sejak tahun 500 M yang lalu.  Hal ini telah membuktikan kebenaran wahyu Alquran dan agama Islam sebagai pedoman hidup manusia.

يَا أَيُّهَا الْإِنسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ الَّذِي خَلَقَكَ فَسَوَّاكَ فَعَدَلَكَ فِي أَيِّ صُورَةٍ مَّا شَاء رَكَّبَكَ

“Hai manusia apakah yang telah memperdaya kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah, yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuhmu) seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.” (Q.S. Al- Infithar, 82: 6-8)

Proses terjadinya manusia merupakan fenomena yang baru saja diketahui setelah diketemukannya alat-alat modern yang serba canggih diperbagai segi. Para pakar sains di bidang kedokteran terkejut tatkala mereka menemukan teori-teori proses terjadinya manusia di dalam Alquran yang sangat sesuai dengan hasil yang mereka peroleh setelah melakukan penyelidikan berabad-abad lamanya hingga saat ini.

Lalu apa yang sebenarnya dapat dijelaskan oleh Alquran mengenai proses kejadian manusia?

Proses Kejadian dalam Kandungan

كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنتُمْ أَمْوَاتاً فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ

ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

“Mengapa kamu kafir terhadap Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu.”(Q.S. Al Baqarah 2: 28)

Di manakah kita, ketika kita belum ada, seperti kata ayat Quran di atas? Kalau menurut ilmu yang telah kita dapat, kita pada waktu itu masih berupa unsur-unsur zat asli  di dalam tanah (zat-zat anorganis), sedangkan roh kita masih berada di tangan Allah.

imagesUnsur-unsur zat asli yang terdapat di dalam tanah akan diserap, baik itu oleh hewan maupun tumbuhan, dan tak terkecuali akan sampai juga kepada manusia, termasuk ayah dan ibu kita. Dalam tubuh ayah, zat-zat tersebut akan terbentuk menjadi sperma, sedang pada ibu akan terwujud ovum (sel telur). Dari kedua benda (sperma dan ovum) inilah nanti akan terwujud sosok manusia yang menakjubkan di dalam rahim ibu.

خُلِقَ مِن مَّاء دَافِق

يَخْرُجُ مِن بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَائِبِ

“Maka hendaklah manusia memperhatikan dan apa ia diciptakan. Dia diciptakan dari air yang terpancar, yang keluar dari antara bagian seksuil daripada lelaki dan perempuan.”(Q.S. Ath Thariq, 86: 6-7)

أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِّن مَّنِيٍّ يُمْنَى

“Bukankah ia dahulu berupa setetes mani yang ditumpahkan.”

(Q.S. Al Qiyamah, 75: 37)

Mani atau sperma yang terbentuk di dalam tubuh setelah terjadinya persenyawaan antara zat-zat yang terbawa dari makanan dengan unsur-unsur lain di dalam tubuh inilah yang merupakan salah satu bahan terpenting bagi terwujudnya sosok manusia.

Sebelum membicarakan lebih jauh reproduksi manusia di dalam Alquran, kita perlu mengetahui dulu bagaimana proses reproduksi manusia menurut ide-ide ilmu embriologi modern yang telah diperoleh (lihat bab diatas)

Alquran menarik perhatian para ahli mengenai soal-soal reproduksi yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Setetes cairan yang menyebabkan pembuahan (facondation).

b. Watak dari zat cair yang membuahi.

c. Menetapnya telur yang sudah dibuahi dalam rahim.

d. Perkembangan embrio di dalam rahim.

Setetes cairan yang menyebabkan pembuahan.

Alquran mengetengahkan soal ini sebelas kali dalam berbagai surah. Marilah coba kita perhatikan ayat-ayat ini;

خَلَقَ الإِنسَانَ مِن نُّطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُّبِينٌ

“Dia telah menciptakan manusia dari nutfah, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.”(Q.S. An Nahl, 16: 4)

Kata nutfah dalam ayat ini berasal dari akar kata yang artinya “mengalir”. Kata ini dipakai untuk menunjukkan air yang ingin tetap dalam wadahnya, sehingga sesudah wadah itu dikosongkan. Jadi kata tersebut menunjukkan setetes kecil yang dalam hal ini berarti setetes air sperma (mani), karena dalam ayat lain diterangkan bahwa setetes itu adalah setetes sperma.

أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِّن مَّنِيٍّ يُمْنَى

“Bukankah ia dahulu dari setetes mani (sperma) yang ditumpahkan.”

(Q.S. Al Qiyamah, 75:37)

Dalam ayat lain setetes itu ditempatkan dalam tempat yang tetap atau kokoh yang dinamai rahim.

ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَّكِينٍ

“Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (sperma) (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).” (Q.S. Al Mu’minun, 23:13)

Inilah ayat-ayat Quran yang menunjukkan ide tentang setitik cairan yang diperlukan untuk pembuahan, hal ini sesuai tepat dengan sains yang telah kita ketahui sekarang.

Watak dari zat cair yang membuahi

Alquran menunjukkan cairan yang memungkinkan terjadinya pembuahan dengan watak-watak atau sifat yang perlu dicermati,

– Sperma (seperti yang baru dibicarakan)

– Cairan yang terpancar (Q.S. Ath Thariq, 86:6)

– Cairan yang hina (Q.S. Al Mursalaat, 77: 20)

– Cairan yang bercampur/amsyaj (Q.S. Al Insan, 76:2)

Watak cairan yang terakhir perlu digaris bawahi, karena mengandung suatu hal yang menakjubkan yang perlu kita ketahui dan mengerti.

إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنسَانَ مِن نُّطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَّبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعاً بَصِيراً

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes nutfah yang bercampur.., (QS Al Insan, 76:2)

Banyak ahli tafsir seperti Hamidullah dan juga ahli-ahli tafsir kuno yang mereka itu belum memiliki ide sedikit pun tentang fisiologi pembuahan, mereka mengira bahwa kata “campuran” itu hanya menunjukkan bertemunya unsur lelaki dan wanita.

Tetapi ahli tafsir modern seperti penulis Muntakhab yang diterbitkan Majelis Tinggi soal-soal Islam di Kairo mengoreksi cara para ahli tafsir kuno dan menerangkan bahwa setetes sperma itu banyak mengandung unsur-unsur. Suatu keterangan yang sangat tepat, walaupun mereka tidak memberikan perinciannya. Apakah unsur-unsur sperma yang bermacam-macam itu? Cairan sperma mengandung unsur-unsur yang bermacam-macam yang berasal dari kelenjar-kelenjar sbb;

–         Tetis, buah pelir yang mengeluarkan spermatozoa yaitu sel panjang berekor dan berenang dalam cairan serolife.

–         Kantong-kantong benih (besicules seminutes). Organ ini merupakan tempat menyimpan spermatozoa, juga mengeluarkan cairan, tapi tak bersifat membuahi.

–         Prostat, mengeluarkan cairan yang memberikan sifat krem serta bau khusus kepada sperma.

–         Kelenjar Cooper/mery, mengeluarkan cairan yang lekat.

–         Kelenjar letre, yang mengeluarkan semacam lendir.

Inilah unsur-unsur campuran yang dimaksud dalam Alquran.

Betapa menakjubkan, Alquran memberikan hal-hal yang harus diketahui dengan alat-alat modern pada saat ini, yang tidak mungkin diketahui orang-orang pada waktu Alquran diturunkan 15 abad silam. Ini membuktikan bahwa Tuhan yang menguasai jagat inilah yang menurunkan kitabNya kepada manusia sebagai petunjuk dan bukti akan kebenaran yang Mutlak.

Satu lagi para sarjana yang mencoba mempelajari Alquran dibuat kagum dan dengan tulus mereka menyatakan beriman Islam, yaitu bunyi suatu ayat dalam Q.S. As Sajadah, 32: 8;

ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِن سُلَالَةٍ مِّن مَّاء مَّهِينٍ

“Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.”

Yang dimaksud saripati di ayat ini adalah suatu bahan yang dikeluarkan atau keluar dari bahan yang lain dan merupakan bagian yang terbaik (terpilih) daripada bahan itu (sperma). Yang lebih jelasnya adalah; yang menyebabkan terjadinya pembuahan (sehingga tercipta manusia) pada sel telur (ovum) pada pihak wanita, adalah satu bagian yang berupa sebuah sel panjang yang besarnya kurang lebih 1/10.000 mm. Satu dari beberapa juta sel yang serupa di dalam setetes sperma yang dihasilkan seorang lelaki.

Sejumlah yang sangat besar tetap di jalan dan tidak sampai ke trayek yang menuntun dari kelamin wanita sampai ke sel telur di dalam rongga rahim (uterus dan trompe).

Bagaimana kita tidak terpukau oleh persesuaian antara teks Alquran dengan ilmu pengetahuan ilmiah yang kita miliki sekarang ini (abad modern)!

Menetapnya telur yang sudah dibuahi dalam rahim

Telur yang telah dibuahi dalam “trompe” turun bersarang di dalam rongga rahim (cavum uteri). Inilah yang dinamakan “bersarangnya telur”. Quran menamakan uterus tempat telur dibuahkan itu rahim (kata jamaknya arham).

وَنُقِرُّ فِي الْأَرْحَامِ مَا نَشَاء إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى

“Dan kami tetapkan dalam rahim apa yang kami hendaki sampai waktu yang sudah ditentukan.” (Q.S. Al Hajj, 22: 5)

Menetapnya telur dalam rahim terjadi karena tumbuhnya jonjot (villi), yakni perpanjangan telur yang akan mengisap dari dinding rahim zat yang perlu bagi membesamya telur, seperti akar tumbuh-tumbuhan yang masuk dalam tanah. Pertumbuhan semacam ini mengokohkan telur di dalam rahim. Pengetahuan hal ini baru diperoleh manusia pada jaman modem saat ini.

Pelekatan ini disebutkan dalam Alquran 5 kali, salah satunya ada dalam     Q.S.images Al Alaq, 96: 2,

خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ

“Yang menciptakan manusia dari sesuatu yang melekat.”

“Sesuatu yang melekat” adalah terjemahan kata bahasa arab ‘alaq. Ini adalah arti yang pokok. Arti lainnya adalah gumpalan darah yang sering disebutkan dalam terjemahan Alquran. Ini adalah suatu kekeliruan yang harus kita koreksi. Manusia tidak pernah melewati tahap gumpalan darah. Ada lagi terjemahan ‘alaq yaitu lekatan (adherence) yang juga merupakan kata yang tidak tepat. Arti pokok yaitu “suatu yang melekat” sesuai sekali dengan temuan sains modern. Secara lebih jelasnya adalah sebagai berikut;

Setelah pembuahan antara sperma dengan ovum, kedua sel tersebut akan membelah dari 1,2,4,8,16 dan seterusnya secara cepat sekali. Enam atau  tujuh hari setelah pembuahan sel yang banyak menyerupai gelembung kecambah ini menetap dan bersarang pada dinding dalam uterus, yang rupanya seperti bunga karang atau selapis karet busa. Kejadian yang sangat penting ini disebut “nidasi” atau implantasi, maksudnya penyarangan atau penanaman. Selama proses nidasi ini, beberapa pembuluh yang sangat halus dalam jaringan sel sang ibu dibuka. Sisa jaringan yang rusak dan tetes darah kecil yang keluar merupakan makanan untuk sel-sel yang sedang berkembang. Sel-sel ini mengisap makanan dengan cara sama seperti tumbuh-tumbuhan mengisap makanan dari tanah lembab.

Memang, “alaq atau sesuatu yang melekat ini akan dengan segera mengeluarkan semacam jaringan akar-akar yang halus sekali, yang disebut “villi”. Guna akar-akar ini selain untuk menerima zat makanan, juga supaya ‘alaq ini dapat mengikatkan diri dengan kokoh di dalam rahim. Di dalam dinding-dinding inilah ‘alaq akan berkembang mengalami metamorfbrse yang amat dasyat. Tak lama lagi ‘alaq ini makin lama makin berkembang dan besar. Dan berubah setiap jam menjadi apa yang jelas-jelas sebagai makhluk manusia yang mempunyai kepala, tubuh, tangan, kaki, jari-jari, mata, telingan dan hidung.

Ide tentang sesuatu yang melekat (‘alaq), disebutkan di beberapa ayat yang lainnya. Misalnya sebagai berikut;

ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً

“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah (sesuatu yang melekat).”(Q.S. Al Mu’minun 23:14)

هُوَ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن تُرَابٍ ثُمَّ مِن نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ

“Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, sesudah itu dari ‘sesuatu yang melekat’. “(Q.S. Al Mu’min 40:67)

أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِّن مَّنِيٍّ يُمْنَى

ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوَّى

“Bukankah ia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim). Kemudian mani itu menjadi ‘sesuatu yang melekat, lalu Allah menciptakannya dan menyempumakannya.”(Q.S. al Qiyaamah 75: 37-38)

Persesuaian ini sungguh menambah iman kepada Allah dan kitab-Nya yang diturunkan kepada Muhammad.

imagesPerkembangan embrio dalam rahim.

Semua hal yang telah disebutkan oleh Alquran di atas telah diketahui oleh manusia saat ini, dan tidak mengandung sedikitpun hal-hal yang dapat dikritik oleh sains. Sekarang kita mulai membicarakan mengenai tahap-tahap perkembangan embrio di dalam rahim.

Setelah kata “sesuatu yang melekat” (‘alaq) yang telah kita lihat kebenarannya, Alquran menyatakan bahwa embrio melalui tahap; secuil daging (seperti daging yang dikunyah), kemudian nampaklah tulang yang diselubungi oleh daging (diterangkan dengan kata lain berarti daging segar).

ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَاماً فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْماً ثُمَّ أَنشَأْنَاهُ خَلْقاً آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ

أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ

“Kemudian air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu Kami jadikan sesuatu yang melekat itu secuil daging dan secuil daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging, kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.”(Q.S. Al Mu’minun 23:14)

Daging (seperti yang dikunyah) adalah terjemahan kata bahasa arab imagesmudlghah“, daging (seperti daging segar) adalah terjemahan kata “lahm“. Perbedaannya perlu digarisbawahi, embrio pada permulaannya merupakan benda yang nampak kepada mata biasa, dalam tahap tertentu daripada perkembangan sebagai daging yang dikunyah. Sistem tulang berkembang pada benda tersebut di dalamnya, yang dinamakan “mesenbyme“. Tulang yang sudah terbentuk dibungkus dengan otot-otot, inilah yang dimaksud kata “lahm“.

Dalam perkembangan embrio, ada beberapa bagian yang muncul yang tidak seimbang proporsinya dengan yang akan menjadi manusia nanti, sedang bagian-bagian lain tetap seimbang. Bukankah arti bahasa arab “mukhallaq” adalah dibentuk dengan proporsi seimbang?, yang dipakai dalam ayat 5 surat Al Maaidah disebutkan untuk menunjukkan fenomena ini?

Alquran juga menyebutkan munculnya panca indera dan hati (perasaan, afidah)

ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِن رُّوحِهِ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ

وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلاً مَّا تَشْكُرُونَ

“Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan ke dalam tubuhnya roh-Nya, dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, pengelihatan dan hati.” (Q.S. As-Sajadah 32: 9)

Terbentuknya seks juga disebutkan dalam Quran surah Faathir ayat 11 dan surah Al Qiyamah 39 juga surah An Najm 45-46 sebagai berikut;

وَأَنَّهُ خَلَقَ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْأُنثَى

مِن نُّطْفَةٍ إِذَا تُمْنَى

“Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan, dari mani yang dipancarkan.”(Q.S. An Najm 53: 45-46)

2.  Ruh dan nafsimages

Ruh adalah salah satu komponen penting yang menentukan ciri kemanusiaan manusia. Setelah proses-proses fisik berlangsung dalam penciptaan manusia, pemasukan ruh menjadi unsur penentu yang membedakan manusia dengan dunia hewan. Sebagaimana banyak dari aspek fisik manusia yang hakikatnya belum diketahui manusia, ruh merupakan misteri besar yang dihadapi manusia.

إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَراً مِن طِينٍ

فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ

“(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempumakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan)-Ku, maka hendaklah. kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya.” (Q.S. Saad, 38:71-72)

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي

وَمَا أُوتِيتُم مِّن الْعِلْمِ إِلاَّ قَلِيلاً

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: “Ruh itu termasuk urusan Tuhanku dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.” (Q.S. Al-Israa, 17:85)

Ruh adalah getaran ilahiah yaitu getaran sinyal ketuhanan sebagaimana rahmat, nikmat, dan hikmah yang kesemuanya sering terasakan sentuhannya, tetapi sukar dipahami hakikatnya. Sentuhan getaran rohaniah itulah yang menyebabkan manusia dapat mencerna nilai-nilai belas kasih, kejujuran, kebenaran, keadilan dan sebagainya.

Istilah nafs banyak tersebar dalam Alquran. Meski termasuk dalam wilayah abstrak yang sukar dipahami, istilah nafs memiliki pengertian yang sangat terkait dengan aspek fisik manusia. Gejolak nafs dapat dirasakan menyebar ke seluruh bagian tubuh manusia karena tubuh manusia merupakan kumpulan dari bermilyar-milyar sel hidup yang saling berhubungan. Nafs bekerja sesuai dengan bekerjanya sistem biologis manusia.

اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى

إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

“Allah memegangjiwa (nafs) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya. Maka Dia, tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.” (Q.S. Az-Zumar, 39:42)

Hubungan antara nafs dan fisik manusia demikian erat meski sukar untuk diketahui dengan pasti bagaimana hubungan itu berjalan. Dua hal yang berbeda, mental dan fisik, dapat menjalin interrelasi sebab akibat. Kesedihan dapat menyebabkan mata mengeluarkan cairan, kesengsaraan membuat badan kurus. Dikenal pula istilah psikosomatik, yaitu penyakit-penyakit fisik yang disebabkan oleh masalah kejiwaan.

Perpisahan antara nafs dan fisik disebut maut dan ini adalah peristiwa yang paling misterius dalam kehidupaan manusia sebelum ia menjumpai peristiwa-peristiwa lainnya di dunia yang lain pula.

…وَلَوْ تَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلآئِكَةُ بَاسِطُواْ أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُواْ أَنفُسَكُمُ…

“… alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang zalim, (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya (sambil berkata): Keluarkanlah nafs-mu…” (Q.S. Al-An’aam, 6:93)

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ

“Tiap-tiap nafs akan merasakan mati.” (Q.S. Ali Imran, 3:185)

3.  Fitrah manusia: Hanif dan potensi akal, qalb dan nafsu

Kata fithrah (fitrah) merupakan derivasi dari kata fatara, artinya ciptaan, suci, dan seimbang. Louis Ma’ruf dalam kamus Al-Munjid (1980:120) menyebutkan bahwa fitrah adalah sifat yang ada pada setiap yang ada pada awal penciptaannya, sifat alami manusia, agama, sunnah.

Menurut imam Al-Maraghi (1974: 200) fitrah adalah kondisi di mana Allah menciptakan manusia yang menghadapkan dirinya kepada kebenaran dan kesiapan untuk menggunakan pikirannya.

Dengan demikian arti fitrah dari segi bahasa dapat diartikan sebagai kondisi awal suatu ciptaan atau kondisi awal manusia yang memiliki potensi untuk mengetahui dan cenderung kepada kebenaran (hanif). Fitrah dalam arti hanif ini sejalan dengan isyarat Alquran:

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفاً فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah (itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Q.S. Ar-Ruum, 30: 30)

Fitrah dalam arti penciptaan tidak hanya dikaitkan dengan arti penciptaan fisik, melainkan juga dalam arti rohaniah, yaitu sifat-sifat dasar manusia yang baik. Karena itu fitrah disebutkan dalam konotasi nilai. Lahirnya fitrah sebagai nilai dasar kebaikan manusia itu dapat dirujukkan kepada ayat:

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِن بَنِي آدَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنفُسِهِمْ أَلَسْتَ بِرَبِّكُمْ قَالُواْ بَلَى شَهِدْنَا أَن تَقُولُواْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab: Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).” (Q.S. Al-A’raaf, 7: 172)

Ayat di atas merupakan penjelasan dari fitrah yang berarti hanif (kecenderungan kepada kebaikan) yang dimiliki manusia karena terjadinya proses persaksian sebelum digelar ke muka bumi. Persaksian ini merupakan proses fitrah manusia yang selalu memiliki kebutuhan terhadap agama (institusi yang menjelaskan tentang Tuhan), karena itu dalam pandangan ini manusia dianggap sebagai makhluk religius. Ayat di atas juga menjadi dasar bahwa manusia memiliki potensi baik sejak awal kelahirannya. la bukan makhluk amoral, tetapi memiliki potensi moral. Juga bukan makhluk yang kosong seperti kertas putih sebagaimana yang dianut para pengikut teori tabula rasa.

Fitrah dalam arti potensi, yaitu kelengkapan yang diberikan pada saat dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki manusia tersebut dapat dikelompokkan kepada dua hal, yaitu potensi fisik dan potensi rohaniah.

Potensi fisik manusia telah dijelaskan pada bagian yang lalu, sedangkan potensi rohaniah adalah akal, qalb dan nafsu. Akal dalam pengertian bahasa Indonesia berarti pikiran, atau rasio. Harun Nasution (1986) menyebut akal dalam arti asalnya (bahasa Arab), yaitu menahan, dan orang ‘aqil di zaman jahiliah yang dikenal dengan darah panasnya adalah orang yang dapat menahan amarahnya dan oleh karenanya dapat mengambil sikap dan tindakan yang berisi kebijaksanaan dalam mengatasi masalah yang dihadapinya. Senada dengan itu akal dalam Alquran diartikan dengan kebijaksanaan (wisdom), intelegensia (intelligent) dan pengertian (understanding). Dengan demikian di dalam Alquran akal diletakkan bukan hanya pada ranah rasio tetapi juga rasa, bahkan lebih jauh dari itu jika akal diartikan dengan hilunah atau bijaksana.

Al-qalb berasal dari kata qalaba yang berarti berubah, berpindah atau berbalik dan menurut Ibn Sayyidah (Ibn Manzur: 179) berarti hati. Musa Asyari (1992) menyebutkan arti al-qalb dengan dua pengertian, yang pertama pengertian kasar atau fisik, yaitu segumpal daging yang berbentuk bulat panjang, terletak di dada sebelah kiri, yang sering disebut jantung. Sedangkan arti yang kedua adalah pengertian yang halus yang bersifat ketuhanan dan rohaniah yaitu hakikat manusia yang dapat menangkap segala pengertian, berpengetahuan dan arif.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa akal digunakan manusia dalam rangka memikirkan alam sedangkan mengingat Tuhan adalah kegiatan yang berpusat pada qalbu. Keduanya merupakan kesatuan daya rohani untuk dapat memahami kebenaran sehingga manusia dapat memasuki suatu kesadaran tertinggi yang bersatu dengan kebenaran Ilahi.

Adapun nafsu (bahasa Arab: al-hawa, dalam bahasa Indonesia sering disehat hawa nafsu) adalah suatu kekuatan yang mendorong manusia untuk mencapai keinginannya. Dorongan-dorongan ini sering disebut dengan dorongan primitif, karena sifatnya yang bebas tanpa mengenal baik dan buruk. Oleh karena itu nafsu sering disebut sebagai dorongan kehendak bebas. Dengan nafsu manusia dapat bergerak dinamis dari suatu keadaan ke keadaan yang lain. Kecenderungan nafsu yang bebas tersebut jika tidak terkendali dapat menyebabkan manusia memasuki kondisi yang membahayakan dirinya. Untuk mengendalikan nafsu manusia menggunakan akalnya sehingga dorongan-dorongan tersebut dapat menjadi kekuatan positif yang menggerakkan manusia ke arah tujuan yang jelas dan baik. Agar manusia dapat bergerak ke arah yang jelas, maka agama berperan untuk menunjukkan jalan yang akan harus ditempuhnya. Nafsu yang terkendali oleh akal dan berada padajalur yang ditunjukkan agama inilah yang disebut an-nafs al-mutmainnah yang diungkapkan Alquran :

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ

ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً

فَادْخُلِي فِي عِبَادِي

وَادْخُلِي جَنَّتِي

“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hambaKu dan masuklah ke dalam surgaKu.” (Q.S. Al-Fajr, 89:27-30)

Dengan demikian manusia ideal adalah manusia yang mampu menjaga fitrah (hanif)-nya dan mampu mengelola dan memadukan potensi akal, qalbu, dan nafsunya secara harmonis.

4.   Manusia Mempunyai Hak Pilih dan Kebebasan

Pada setiap ciptaan-Nya, Allah telah menentukan qadamya. Qadar sendiri berarti “memberikan ukuran/keterhinggaan/ketetapan). Arti ini dapat diketahui dari ayat-ayat berikut ini:

الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَداً وَلَمْ يَكُن لَّهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيراً

“…yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan  ukuran-ukurannya  dengan  serapi-rapinya.” (Q.S. al-Furqan, 25: 2)

وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ

“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Yasin, 36: 38)

وَالَّذِي نَزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَنشَرْنَا بِهِ بَلْدَةً مَّيْتاً كَذَلِكَ تُخْرَجُونَ

“Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati,…” [Q.S. az-Zukhruf, 43: 11)

إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ

“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” (Q.S. al-Qamar, 54: 49)

قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْراً

“…  Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (Q.S. ath-Thalaq, 65: 3)

وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِندَ اللَّهِ هُوَ خَيْراً وَأَعْظَمَ أَجْرا…

“… Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu, memperoleh (balasannya) di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya,…” [Q.S. al-Muzamil 73: 20].

وَإِن مِّن شَيْءٍ إِلاَّ عِندَنَا خَزَائِنُهُ وَمَا نُنَزِّلُهُ إِلاَّ بِقَدَرٍ مَّعْلُومٍ

“Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya, dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.” (Q.S. al-Hijr 15: 21)

Ide yang terkandung dalam doktrin qadar ini adalah bahwa Allah saja yang tak terhingga secara mutlak, sedang segala sesuatu selain Allah sebagai ciptaanNya memiliki “ukuran/keterhinggaan” atau memilih kapasitas yang terbatas. Menurut al-Qur’an, setiap Allah menciptakan sesuatu hal (khalq), Allah memberikan sifat-sitat, potensi-potensi dan hukum-hukum tingkah laku (amr, “perintah” atau hidayah “petunjuk”) tertentu kepadanya, sehingga ia menuruti sebuah pola tertentu dan menjadi sebuah laktor didalam “kosmos”.

Oleh karena itu segala sesuatu di dalam alam semesta ini bertingkah laku sesuai dengan hukum-hukum yang telah ditentukan padanya secara otomatis mentaati “perintah” Allah-maka keseluruhan alam semesta ini adalah muslim atau tunduk kepada kehendak Allah.

Manusia adalah satu-satunya kekecualian didalam hukum universal ini karena diantara scmuanya, manusialah satu-satunya ciptaan Allah yang diberi kebebasan untuk mentaati atau mengingkari perintah Allah.

Sebagaimana ciptaan yang lain, pada manusia juga telah ditetapkan sifat-sifat, potensi-potensi dan hukum-hukum tingkah laku, yaitu bahwa manusia diciptakan telah dilengkapi dengan perbekalan-perbekalan yang berupa kodrat, pembawaan jiwa (watak) dan perlengkapan-perlengkapan lainnya. Semua ini dapat diarahkan pemakaiannya kearah yang baik maupun ke arah yang buruk. Jadi tidak semata-mata untuk kebaikan atau untuk keburukan saja. Walaupun sebagian orang lebih kuat iradah kebaikannya dan sebagian lain lebih kuat iradah kejahatannya. Semua itu hanya Allah yang tahu ukurannya secara pasti, sebagaimana firman Allah:

وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا# فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا# قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا# وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا#

“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan. Sesungguh-nya beruntunglah orang yang mensucikanjiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (Q.S. asy-Syams, 91: 7-10)

Ayat di atas menunjukkan bahwa Allah menjadikan manusia dengan sempurna lagi berimbangan dan mengisinya dengan kodrat-kodrat (sarana) yang dapat menerima kebaikan atau kejahatan.

Di samping itu Allah juga telah membekali manusia dengan akal yang dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Dan juga Allah memberikan kepada manusia tenaga dan kemampuan untuk membenarkan yang haq dan menyalahkan yang bathil, sanggup mengerjakan yang baik dan meninggalkan yang buruk.

Tidak hanya itu saja, Allah masih mengutus para rasul untuk mewujudkan jalan-jalan kebenaran dan memberikan bimbingan. Allah juga telah merumuskan dalil-dalil (pokok-pokok pedoman) tentang kebenaran dengan diturunkan kitab suci (al-Qur’an) kepada manusia.

Dengan demikian manusia dipandang mukhtar dalam segala perbuatannya, dengan ikhtiar yang hakiki, bukan majazi, karena ia menyukai perbuatan itu dan mempunyai pengaruh dalam meninggalkan perbuatan.

Melihat kelengkapan perbekalan yang diberikan Allah kepada manusia, maka manusia harus mengerahkan kodrat dan kemampuannya untuk memilih jalan kebenaran atau jalan sesat. Sebagaimana firman Allah:

وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ

“Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan.” (Q.S. al-Balad, 90: 10)

إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِراً وَإِمَّا كَفُوراً

“Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.” (Q.S. al-Insan, 76: 3)

Dengan demikian segala hasil dan akibat dari perbuatan manusia adalah karena ulah manusia sendiri, sebagaimana firman Allah:

كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ

“Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.” (Q.S. al-Muddatstsir, 74: 38)

مَنْ عَمِلَ صَالِحاً فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاء فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيدِ

“Barang siapa mengerjakan amal sholeh maka (pahalanya) untuk dirinva sendiri dan barang siapa yang berbuat jahat maka (dosanya) atas dirinya sendiri dan sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-hamba(Nya).” (Q.S. Fushshilat, 41: 46)

إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (Q.S. ar-Ra’du, 13: 11)

Makna yang senada dapat dilihat pada beberapa ayat berikut ini:

وَقُلِ الْحَقُّ مِن رَّبِّكُمْ فَمَن شَاء فَلْيُؤْمِن وَمَن شَاء فَلْيَكْفُرْ..

“Dan katakanlah, Kebenaran itu datangnya dan Tuhanmu, maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin, (kafir) biarlah ia kafir,…” (Q.S. al-Kahfi, 18: 29)

لاَ يُكَلِّفُ اللّهُ نَفْساً إِلاَّ وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesangggupannya. la mendapat pahala (dari kebajikan) yang ia usahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya…” (Q.S. al-Baqarah, 2: 286)

فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَّا أُخْفِيَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاء بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan.” (Q.S. as-Sajadah, 32: 17)

وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (Q.S. asy-Syuura, 42: 30)

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merusakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar).”       (Q.S. ar-Rum, 30: 41)

وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَانِ إِلَّا مَا سَعَى

“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.” (Q.S. an-Najm, 53: 39)

Keterangan di atas menunjukkan bahwa Allah memberikan kebebasnya kepada manusia untuk menggunakan potensi-potensi yang telah diberikan Allah kepada manusia. Dengan demikian perbuatan manusia adalah hasil dari kehendak dan kemampuan manusia sendiri, yaitu kehendak dan kemampuan yang telah diberikan Allah kepada manusia.                     ,

Dengan potensi dan kemampuan diatas, manusia dibebani taklif, yaitu untuk berbuat baik dan meninggalkan yang buruk; menunaikan kewajiban-kewajiban dan meninggalkan larangan-larangan.

Sebagai konsekwensinya, manusia diminta untuk memperianggungjawabkan atas segala penggunaan potensi-potensi dan kemampuan yang telah diberikan Allah padanya untuk melakukan kebaikan atau keburukan. Jika ia menggunakan potensi-potensi dan kemampuan itu untuk kebaikan, maka Allah akan membalas dengan kebaikan danjika ia menggunakannya untuk melakukan keburukan, maka Allah akan membalas dengan keburukan pula. Demikian itulah keadilan Allah kepada hamba Nya.

Akhimya dapat diketahui bahwa dengan dibekali potensi-potensi, kemampuan dan akal; diberi petunjuk tentang kebaikan dan kejahatan (dengan diutusnya rasul dan diturunkannya kitab suci); dibebani kewajiban dan dimintai tanggung-jawab, maka manusia diberi kebebasan berkehendak/ikhtiar untuk menentukan apa yang dikerjakan sebatas kemampuan yang telah diberikan oleh Allah. Dengan demi-ldan manusia bukanlah makhluk yang terpaksa.

Namun demikian kehendak dan kemampuan manusia bukanlah kehendak dan kemampuan yang bebas tanpa batas. Melainkan semua itu dibatasi oleh sunnatullah, yaitu ketetapan Allah yang telah diberikan Allah kepada makhluk Nya.

5.   Peran Ganda Manusia: Hamba dan Khalifah

Allah menciptakan manusia tidak sekadar untuk permainan, tetapi untuk melaksanakan tugas yang berat (Q.S. al-Mu’minun, 23: 115) menunaikan amanah yang manusia memang telah bersedia untuk menerimanya (Q.S. al-Ahzab, 33: 72), yaitu melaksanakan fungsinya sebagai khalifah dimuka bumi dan misinya untuk menciptakan kemakmuran di muka bumi. Fungsi sebagi khalifah ditunjukkan oleh ayat:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُواْ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاء وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ

إِنِّي أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi’. Mereka berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman, ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. al-Baqarah, 2: 30)

وَهُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلاَئِفَ الأَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِّيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ الْعِقَابِ وَإِنَّهُ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ

“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa (khalifah) di bumi dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sehagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksanya dan sesungguhnya Dia M aha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. al-An’am, 6: 165)

Misi manusia adalah membuat kemakmuran di muka bumi dengan jalan menegakkan sebuah tata sosial yang bermoral untuk terwujudnya masyarakat yang beradab, adil dan makmur untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Hal ini bisa ditelusuri dalam firman Allah:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ

“Dan tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.” (Q.S. al-Anbiya’, 21: 107)

Di samping kewajiban untuk menunaikan amanah sebagai khalifah, maka kewajiban yang lain yang langsung kepada Allah adalah “Ibadah”. Allah bahkan telah menegaskan bahwa manusia diciptakan memang untuk beribadah kepada Allah, sebagaimana firman Allah sebagai berikut:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah KU.” (Q.S. adz-Dzariyat, 51: 56)

Oleh karena itu manusia hams mengabdikan diri sepenuhnya untuk menghambakan diri semata-mata karena Allah.

قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

“Katakanlah: ‘Sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Q.S. al-An’am, 6: 162)

Jadi sebenamya seluruh aktivitas manusia adalah mempunyai nilai ibadah apabila dilakukan dalam rangka penunaian amanah sebagai khalifah untuk menuju tercapainya cita-cita agama Islam.

44 comments on “MANUSIA MAKHLUK SEMPURNA

  1. Subhanallah…. artikel anda luar biasa. jarang sekali aku dengar kata-kata manthiq di dunia maya. sobat….. antum telah mengupas sesuatu yang jarang dikupas orang lain tentang manusia secara detail, kalau boleh saya sarankan, postinglah artikel itu dengan dibagi beberapa pasal (edition terbitan) hingga orang tidak keburu jenuh membacanya tiap-tiap kurang lebih satu setengah halaman saja kalau dia penasaran akan baca posting berikutnya. maaf ini saran saja.
    apapun itu artikel antum bagus.
    salam salut tuk antum semoga Allah meridhoi antum. Insya Allah.

  2. Subhanallah. Luar biasa…. Sangat jarang org mengupas artikel tentang manusia secara utuh dilihat dari berbagai sisi.
    namun kalo boleh saya sarankan artikelnya di potong menjadi beberapa pase agar pembaca tidak terlalu bosan karena kepanjangan. Bila dia tertarik dan penasran dia akan baca posting berikutnya. Sory ini hanya saran…. Salam salut buat antum yg mau menyebar syiar Islam.

  3. Dear Wawan,

    Top…. Abiz Puanjangnya… he..he…
    Terus terang bikin aku pusing, agak sedikit mengada-ada atau terlalu detail (??)

    Pesan aku, jangan terlalu “PD” menganalisa… Tapi kalo buat orang kebanyakan fine2 aja lah.. paling juga pusing juga kaya aku…
    he…he….

    Be positif

  4. Salam manis Allah,

    Terus terang bikin aku pusing, agak sedikit mengada-ada atau terlalu detail (??)
    ================
    Bang Aloy!…
    jangan bilang mengada2 yach….
    kalau agak detail dan panjang sih bolehlah hehehe…
    semua ada referensinya….
    referensi yang paling pokok
    1. Buku BIBEL, QUR’AN dan SAINS MODERN karangan DR. Maurice Bucaille, mizan.
    http://www.pakdenono.com/bibel_quran.htm
    http://media.isnet.org/islam/Bucaille/BQS/index.html
    2. coba bang Aloy beli CD Harun yahya judul Reproduksi Manusia (keajaiban penciptaan manusia). lihat http://us1.harunyahya.com/Detail/T/EDCRFV/productId/1249/THE_MIRACLE_OF_MAN_S_CREATION

  5. Dear Wawan,

    “mengada-ada” (?)
    Maksudnya, sebenarnya singkat saja, “to the point” jadi ga kepanjangan. Kadang ada hal yang perlu disampaikan dan tunggu waktu / kesempatan dan dengan siapa hal itu disampaikan supaya efektif.
    Bukan berarti ngawur…. He…he…he…

    Nah kalo soal “PD”,
    pernah aku bercerita tentang orang ACEH dan orang FLORES kan?!
    Setiap manusia bisa memiliki sudut pandang teori yang berbeda.
    Bagi beberapa orang bisa saja yang memiliki pemetaan sempit akan menghasilkan hipotesa sempit pula. Kalau buat kebanyakan orang yang ckup dengan “amin” itu ga masalah. Karena blom tentu paham juga pada esensinya. yang penting “amin” ajalah. Blom tentu setiap orang juga “concern” terhadap referensi.

    Maaf kalau kata-kataku membuat dirimu tersinggung.

    C’est bien!

    Be Positive

  6. Sebuah pengetahuan dan keimanan perlu detail ilmu yang menjadikannya simpul keyakinan, sobat Aloy…!

    Perkembangan reproduksi manusia dari detail desain sperma, ovum, pertemuan akan keduanya, regenerasinya dari sosok sel satu membelah menjadi banyak dan kemudian membentuk sosok manusia adalah sebuah ilmu pengetahuan yang sangat detail…

    sekecil apapun pengetahuan yang dapat dijelaskan dengan detail sangat berharga dengan kebahagiaan jiwa kita.

    Tuhan sangat detail menjelaskan ayat2nya lewat ciptaannya.. Jangan sok bangga dengan keakuan kita yang menegasikan detail kuasa Tuhan..

    Teori Big Bang sangat detail menjelaskan bukti2 itu bagi para fisikawan juga detail bukti kebenaran ilmiah kejadian reproduksi bayi di rahim ibu kita…

    Sayang yach… orang yang mengaku pandai, tapi terjebak dalam apologi dengan tameng spirit ruh hati semata….

    sepertinya kog sahabat Aloy, tak pernah bisa membayangkan detail2 ilmu Tuhan itu di rasio dan hati anda…

    Kualitas keilmuan dan kualitas keimanan juga mesti sangat ditentukan oleh banyak sedikitnya ilmu yang mendasarinya. Tidak sekedar hantam kromo, yang penting yakin ajalah… waaaah eunak bener…? hehe…..

  7. Dear Wawan,

    “MANUSIA MAKHLUK SEMPURNA” = Wawan Kardyanto ?

    Tapi masih berpikir akan adanya Pahala sebagai hasil kalkulasi Tuhan?

    Masih pamrih kalau berbuat baik itu untuk mendapatkan pahala?

    Yang sempurna masih memikirkan neraka?

    Masih menganggap orang yang menggunakan cahaya iman lain (nur ilahi) masih perlu diselamatkan karena menganggap cahaya yang dimilikinya paling “benar”

    Semua yang Wawan jabarkan anak kelas 2 smp pun sudah tahu. Harus diakui wawan tekun menelusuri sumber secara detail.
    Tapi masalahnya apakah untuk orang lain atau untuk Wawan sendiri, Maksudnya Agar banyak orang tahu bahwa Wawan “hebat”?

    Dalam syiar agama (semua ) ada dualitas. pertama memberi tahu, mewartakan, dan yang kedua ingin diberi tahu.
    Aku ga brani nentuin Wawan ada pada yang pertama atau yang kedua.
    Yang pertama jelas.
    Yang Kedua, ingin diberi tahu oleh orang lain
    “apakah dirinya sudah sesuai dengan harapan”?
    “apakah dirinya sudah cukup hebat/pandai”?

    Kalau “Over Convidence” (terlalu PD) yang mana tuh?

    Setiap kali aku menanggapi tulisan Wawan, aku tidak ada kepentingan buat diri aku, juga buat agamaku. Kalau bisa aku menempatkan diri pada posisi “kontrol”

    Berulang kali aku mengatakan sangat sedikit menemukan manusia sekaliber Wawan, Ada satu hal yang perlu mendampingi diri Wawan, yaitu “kontrol”. Bukan berarti pula aku lebih pandai dari Wawan, sekali lagi bahwa persepsi manusia beragam.

    Be positive

  8. Assalamualaikum, pak wawan…

    Subhanallah…. artikel anda telah menambah pengetahuan saya khususnya tentang manusia, sehingga semakin menambah keimanan saya kepada Allah… kesempurnaan penciptaan manusia yang begitu detail (bukan teori kebetulan) telah menunjukkan Betapa sempurnanya Allah.

    Teruskan membuat artikel-artikel yang brmanfaat… Tidak dosa koq mengharapkan pahala dari Allah.. Yang dosa itu mendapatkan pujian dari orang lain alias Riya dan menyepelekan orang lain yang memberi sedikit pengetahuan kepada sesama. Karena kita diwajibkanmenyampaikan pengetahuan kita yang baik dan bermanfaat walau sedikit…

    Kepada saudara-saudaraku lebih baik kita ambil wisdomnya saja daripada bersikap subyektif.. Kalau yang diberitakan memang benar yaa ikuti, kalau memang salah ya jangan ikuti sembari memberitahu yang mana yang benar.. Wallahu’alam bissawab…

    So keep movin’ bro…

    Wassalamualaikum..

  9. “MANUSIA MAKHLUK SEMPURNA” = Wawan Kardyanto ?
    ==============
    sepertinya anda suka menyinggung pribadi orangnya ya… mas? bukan melihat dan membaca pemikirannya… sungguh naif sikap yang demikian…. sedih dech.

    Tapi masih berpikir akan adanya Pahala sebagai hasil kalkulasi Tuhan?
    =================
    kenyataannya konsep pahala udah mas Aloy akui lebih rasional dari pada no reward khan…?

    Bukan hasil kalkulasi Tuhan, tetapi hasil upaya dan jerih payah perbuatan manusia sendiri yang ditimbang dalam keadilan Tuhan…

    Bukankah mudah bagi Tuhan mengkalkulasikan semuanya itu semudah ia mengatur detail siklus hidup jagad raya ini…?? juga semudah ia membuat kebijakkan/keselamatan karena Cintanya kpd manusia2 yang taat…?

    Masih pamrih kalau berbuat baik itu untuk mendapatkan pahala?
    =============
    Pamrih kpd pahala keridloan/Cinta/Kasih sayang/keselamatan/ yang diujudkan dengan janji Tuhan sendiri berupa syurga adalah lebih meyakinkan dari pada konsep yang tidak jelas….

    Yang sempurna masih memikirkan neraka?
    ==============
    syurga dan neraka adalah janji Tuhan.

    Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?
    Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim),
    kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya, lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki laki dan perempuan.
    Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati? (QS. Al Qiyamah, 36-40)

    Dan mereka berkata: “Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari saja.” Katakanlah: “Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan memungkiri janji-Nya ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?”. (QS. 2;80)

    Masih menganggap orang yang menggunakan cahaya iman lain (nur ilahi) masih perlu diselamatkan karena menganggap cahaya yang dimilikinya paling “benar”
    ================
    Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah: “Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku”. Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: “Apakah kamu (mau) masuk Islam?” Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (QS. 3;30)

    Semua yang Wawan jabarkan anak kelas 2 smp pun sudah tahu. Harus diakui wawan tekun menelusuri sumber secara detail.
    Tapi masalahnya apakah untuk orang lain atau untuk Wawan sendiri, Maksudnya Agar banyak orang tahu bahwa Wawan “hebat”?
    ================
    pikiran anda sangat naif…….

    Dalam syiar agama (semua ) ada dualitas. pertama memberi tahu, mewartakan, dan yang kedua ingin diberi tahu.
    Aku ga brani nentuin Wawan ada pada yang pertama atau yang kedua.
    Yang pertama jelas.
    Yang Kedua, ingin diberi tahu oleh orang lain
    “apakah dirinya sudah sesuai dengan harapan”?
    “apakah dirinya sudah cukup hebat/pandai”?
    =====================
    lagi2 begitu naif…. menyedihkan.

    Kalau “Over Convidence” (terlalu PD) yang mana tuh?
    =================
    apa tidak ada kalimat lain yang lebih gentleman mas, debat subyek diskusi….! bukannya malah mengata-ngatain si pembicara.
    Orang yang bijak adalah yang dapat menghargai pemikiran orang lain, bukan mengata-ngatain orang yang berbicara pemikiran itu.

    Setiap kali aku menanggapi tulisan Wawan, aku tidak ada kepentingan buat diri aku, juga buat agamaku. Kalau bisa aku menempatkan diri pada posisi “kontrol”
    ===============
    kontrol yang selalu lost kontrol, tidak fokus pada masalah tetapi malah lebih ingin mengontrol teman diskusinya dari pada mengontrol ungkapan pemikirannya… hehe

    Berulang kali aku mengatakan sangat sedikit menemukan manusia sekaliber Wawan, Ada satu hal yang perlu mendampingi diri Wawan, yaitu “kontrol”. Bukan berarti pula aku lebih pandai dari Wawan, sekali lagi bahwa persepsi manusia beragam.
    ================
    Trims s-X mas atas masukkannya…
    saya sangat menghormati adanya perbedaan.
    Tapi, kalu sedang diskusi/debat mestinya kita berusaha menjatuhkan argument lawan….

    kalau tidak ingin diskusi/debat, ya kita anjangsana dan silaturahmi saja, ngobrol santai gitu mas…? …. hehehe

  10. Wawan, sebaiknya kamu liat dulu apa yang sahabat aloy bicarakan….sebaiknya kamu juga ga usah terlalu keukeuh pegang prinsip kamu….aq paling tdk suka kalo ada manusia tdk mau dikontrol….

    emang kamu baik mau membagi cerita di blog, dan sy menghargai jerih payahmu…., tetapi inget kamu menulis di blog dengan harapan kan dibaca oleh umum, dan kamu pasti seneng kan jika blog kamu dibaca oleh umum?

    Diatas sana tulisanmu emang ga semua bener….kamu harus akui itu, kalo tdk kamu berarti akan menyesatkan orang lain…contohnya saja kamu masih percaya bahwa manusia berasal dari hewan/kera (pithecan dll lah). Nah ini yang kamu harus hati2 menyampaikannya, aq sendiri tdk setuju kamu bilang kita keturunan kera….yang berarti kamu percaya akan teori evolusi darwin…padahal itu ajaran sesat.

    jika kamu punya referensi tentang harun yahya….kenapa kamu masih percaya teori evolusi???
    Makanya hati-hati ya wan kl kamu menulis untuk umum, kecuali untuk dirimu sendiri yang orang lain tdk akan pernah bisa baca….

    Kalo kamu tetep marah untuk saya ingetkan, seperti kamu marah kepada sahabat aloy…ya sudah berarti emang kamu egois….

    Wawan, ingetlah setiap pandangan orang itu berbeda yach…

  11. Dear Wawan,

    Aku mengomentari sudut pandang wawan, bukan isi!
    Sekali lagi…
    Aku percaya sekali kalau Wawan sudah jauh diatas aku.

    Seperti juga dalam hal “hukum agama”, tidak ada hukum agama yang menyengsarakan umatnya, namun bagaimana mengaktualisasikan dalam pemikiran dan perbuatan.

    Kalau masih mengukur “hukum agama” sebatas raga..
    ya… tetap aja ga paham kenapa Allah menurunkan Agama.
    (SEPERTI PEMAHAMAN SURGA DAN NERAKA JUGA PAHALA)

    Atau karena memahaminya terlalu berlebihan dan seolah dirinya ahli agama…
    Ya udah muter2… ngalor ngidul berdebat ke sana ke sini, hanya untuk mendapatkan pengakuan bahwa dirinya ahli agama.

    Sejauh ini aku sebenarnya hanya mengafirmasikan…
    Cerita orang Aceh dan orang Flores…
    Cerita orang jang terkantuk batuk saat jalan dalam kegelapan…

    Apakah kalau sesorang ahli agama, beserta hukum hukumnya artinya sudah ada jaminan akan kebahagiaan.
    Agama ada untuk membahagiakan manusia,bukan untuk diperdebatkan hukum dan aqidahnya.

    Aku tidak terlalu katolik dan bukan muslim pula. Tapi aku menyadari kejernihan jiwa ada di mana-mana. Di Islam, katolik, budha, hindu… dan lain-lain, yang semuanya hanya “tool” untuk mencapai tujuan. “KEBAHAGIAAN”.
    Kebahagian bukan soal kompetisi, menang kalah, salah benar.
    “saklar” kebahagiaan ada dalam diri kita sendiri,
    bukan bisa atau tidak bisa mendapatkan kebahagiaan, masalahnya mau atau tidak untuk menyalakan “saklar” kebahagiaan.

    Saya pamit dulu sebentar, silakan Wawan merefleksikan diri dalam kehidupan dengan jernih. Semua yang berada di luar kita adalah cermin kehidupan. Jangan sampai “memecahkan cermin” kalau melihat diri kita tidak sempurna….

    Be Positive….
    Be Happy.

  12. Saudara Aa di
    : ivandancow@yahoo.com

    Diatas sana tulisanmu emang ga semua bener….kamu harus akui itu, kalo tdk kamu berarti akan menyesatkan orang lain…contohnya saja kamu masih percaya bahwa manusia berasal dari hewan/kera (pithecan dll lah). Nah ini yang kamu harus hati2 menyampaikannya, aq sendiri tdk setuju kamu bilang kita keturunan kera….yang berarti kamu percaya akan teori evolusi darwin…padahal itu ajaran sesat.
    ==========================

    Dalam tulisan sy mengenai teori evolusi di atas tidak secuilpun menyatakan bahwa saya percaya teori evolusi darwin… Tulisan itu lebih mengetengahkan detail kontroversi2 dan konflik mengenai kelemahan teori tersebut.
    1. Adanya missing link yg membuat lemah teori darwin
    2. perbedaan volume otak yg juga melemahkan teori
    darwin.
    3. Dan yang lebih kuat menjatuhkan teori darwin adalah
    pada kenyataannya spesies di bumi ini ternyata tidak
    berevolusi, tetapi spesies2 tersebut tercipta secara
    sendiri2 dalam jalurnya yang tidak bermutasi. Spesies
    satu dengan yang lain adalah wujud yang terpisah.
    maksudnya, Spesies burung sejak awal sampai akhir
    tetap spesies burung, spesies mamalia demikian juga
    dan seterusnya.

    Mas Ivan, tolong membacanya lebih cermat yach hehehe…

    ——————-
    Kalo kamu tetep marah untuk saya ingetkan, seperti kamu marah kepada sahabat aloy…ya sudah berarti emang kamu egois….

    Wawan, ingetlah setiap pandangan orang itu berbeda yach…
    ================
    trims banyak mas Ivan, saya tidak marah kog, tolong dikoreksi kemarahan saya dimana hehe….

    Dan saya sangat menghargai perbedaan kog, yang saya sedihkan adalah mas Aloy tu bukan mendiskusikan ISI tulisan tetapi malah lebih menyinggung pribadi orangnya, ini yang mesti diluruskan….

    ok, smoga dimengerti.

  13. Aku mengomentari sudut pandang wawan, bukan isi!
    Sekali lagi…
    =================
    Bukan sudut pandang dan juga bukan ISI tulisan mas, kalau menyimpulkan saya adalah SUPERMAN hehe…. sangat jelas tho mas….!! hehe…

    Klo mengomentari sudut pandang mesti lebih mendiskusi pada sudut pandang saya yang mengunakan konsep SINERGISITAS RASIO DAN HATI, ILMU dan WAHYU atau lebih tegasnya holistikisme TAUHID..

    dan sudut pandang mas Aloy adalah hanya mengedepankan sisi JIWA yang mendapat sentuhan RUH KUDUS… benarkan..?

    ————–
    Seperti juga dalam hal “hukum agama”, tidak ada hukum agama yang menyengsarakan umatnya, namun bagaimana mengaktualisasikan dalam pemikiran dan perbuatan.
    ==============
    sepakat…

    —————
    Kalau masih mengukur “hukum agama” sebatas raga..
    ya… tetap aja ga paham kenapa Allah menurunkan Agama.
    (SEPERTI PEMAHAMAN SURGA DAN NERAKA JUGA PAHALA)
    ============
    di sini kita berbeda pendapat karena sudut pandang yang berbeda…

    Atau karena memahaminya terlalu berlebihan dan seolah dirinya ahli agama…
    Ya udah muter2… ngalor ngidul berdebat ke sana ke sini, hanya untuk mendapatkan pengakuan bahwa dirinya ahli agama.
    =============
    ini contoh kalimat yang menyinggung orangnya dari pada pemikirannya..

    Sejauh ini aku sebenarnya hanya mengafirmasikan…
    Cerita orang Aceh dan orang Flores…
    Cerita orang jang terkantuk batuk saat jalan dalam kegelapan…
    =============
    ini kita sudah bahas, dan saya tlah mengerti maksudnya. Tetapi sy berbeda dalam memandang Takdir…

    Apakah kalau sesorang ahli agama, beserta hukum hukumnya artinya sudah ada jaminan akan kebahagiaan.
    Agama ada untuk membahagiakan manusia,bukan untuk diperdebatkan hukum dan aqidahnya.
    ==========
    ahli agama dan orang awam semuanya belum ada jaminan untuk masuk bahagia… sangat jelas.
    Agama sepakat untuk membahagiakan manusia.
    tetapi kalau menyimpulkan tidak perlu memperdebatkan hukum dan aqidahnya adalah sungguh naif. Agama adalah milik umum, setiap individu bebas memilih dan untuk memilih agama mana? mesti ada perdebatan ilmu dan jiwa hatinya….

    Aku tidak terlalu katolik dan bukan muslim pula. Tapi aku menyadari kejernihan jiwa ada di mana-mana. Di Islam, katolik, budha, hindu… dan lain-lain, yang semuanya hanya “tool” untuk mencapai tujuan. “KEBAHAGIAAN”.
    Kebahagian bukan soal kompetisi, menang kalah, salah benar.
    “saklar” kebahagiaan ada dalam diri kita sendiri,
    bukan bisa atau tidak bisa mendapatkan kebahagiaan, masalahnya mau atau tidak untuk menyalakan “saklar” kebahagiaan.
    ===========
    di sini saya sama dengan mas Aloy dalam mengetengahkan saklar kebahagiaan…
    dalam hal ini:
    —-“Kebahagian bukan soal kompetisi, menang kalah, salah benar.”—-
    saya berbeda pendapat, kebahagiaan itu harus dibagi kepada orang lain di dakwahkan dan disyiarkan dengan saling kenal mengenal, dialog, diskusi hingga perdebatan, tetapi mesti dilandasi saling menghormati, jujur dan terbuka… Bukankah di setiap agama ada misi dan dakwahnya….? Mari berfastabiqul khoirot… berlomba2 mengejar kebaikan….

    salam manis Allah slalu…

  14. Dear Wawan,

    ======
    saya berbeda pendapat, kebahagiaan itu harus dibagi kepada orang lain di dakwahkan dan disyiarkan dengan saling kenal mengenal, dialog, diskusi hingga perdebatan, tetapi mesti dilandasi saling menghormati, jujur dan terbuka… Bukankah di setiap agama ada misi dan dakwahnya….? Mari berfastabiqul khoirot… berlomba2 mengejar kebaikan….
    ======

    Di muka bumi tidak ada orang jahat.
    Hanya kita pikiran yang menciptakan dia jahat dan dia tidak.

    Kebaikan dan kebahagian bukan untuk diucapkan saja tapi dijalankan.

    Maka, kalau ada yang tidak baik/jahat di luar kita, itu sebenarnya cermin kita, melihat diri kita sendiri.

    dengan cara inilah saya merefleksikan jiwa saya.
    Kehidupan itu sungguh indah dalam dualitas.

    Roh Kudus…..??!!
    Saya setiap hari ke manapun memakai “kalung salib” bukan karena saya “katolik tulen”, Tapi memaknai “salib” sebagai simbol “positif”
    Roh Kudus adalah Roh Tuhan (dalam pemahaman bukan fisik) Roh Tuhan selalu positif, penuh dengan kedamaian.
    Hanya simbol, seandainya tidak ada salib, ya saya akan pakai tusuk gigi atau batang korek api, saya buat simbol positif.

    Saya merasakan kenyamanan yang luar biasa pada saat saya berperasaan positif,
    “Begja lan sugih tanpa bandha, menang tanpa perang…”
    Saya lebih mengedepankan “suara hati” ketimbang logika/rasional. Banyak keajaiban datang (mungkin mukjizat (??)), dari yang kecil hingga yang besar.
    Namun intinya bagi saya kesadaran dan kejernihan.

    The Real Master adalah Yesus.
    Dari Beliau saya mendapatkan ilmu positif,
    dari Beliau saya mempelajari bagaimana pohon, yang tdk pernah berkeluh kesah, tidak pernah membalas, tidak pernah sakit hati saat miliknya (bunga, buah, daun, batangnya.. dll) dirampas. Selalu memberikan keteduhan, semakin dalam akarnya semakin luas pohon memberikan keteduhan.
    Dari Beliau saya mendapatkan ilmu “believe”, kt orang Arab “kun fayakun”

    Karena itu saya mendekati Wawan Kardyanto, dengan harapan “ilmu” yang dimiliki Wawan di “SHARE” lagi dalam bentuk yang lebih “HATI”.

    Kita hidup tidak pernah punya musuh…
    Hanya pikiran kita yang menganggap orang lain sebagai musuh.

    Saya rasa Tujuan sudah sampai…

    Be Positive.

  15. Karena itu saya mendekati Wawan Kardyanto, dengan harapan “ilmu” yang dimiliki Wawan di “SHARE” lagi dalam bentuk yang lebih “HATI”.
    ==================

    inilah tujuan yang dikehendaki mas Aloy…., sejak dulu saya sudah tahu. Saya inginnya tidak sekedar hati… ntar jadi cengeng hehehe…..

    pondasi saya adalah sinergisitas rasio dan hati… sehingga yach… kita ndak akan ketemu diskusinya. Artikel2 saya lebih konsentrasi ke sinergisitas rasio dan hati/ sinergisitas ilmu dan iman / sinergisitas sains dan agama / sinergisitas rasionalitas dan wahyu….

    saya juga tahu tujuan kita sama= Tuhan yang ESA —-tapi dalam konsepsi yang berbeda.

    Dalam Tauhid, Kebenaran Agama adalah konsep yang meliputi 3B = BENAR, BAIK dan BAGUS.
    BENAR = lebih didominasi oleh SAINS
    BAIK = lebih didominasi ETIKA
    BAGUS = lebih didominasi ESTHETIKA

    Tapi 3B ini mesti sinergis yang satu dengan yang lain tidak bisa saling menjatuhkan, tetapi wajib saling menguatkan.

    Konsep 3B bisa saya sempitkan dalam AKAL = RASIO dan HATI. Sebab, rasio dan hati, keduanya dalam ilmu otak (neurologi) masing2 punya tempat di dalam otak manusia sebagai sistem komando, yakni di Hipokampus dan amigdala. Dan kedua sistem komando ini karena ada dalam satu otak maka wajib disinergikan.

    Sinergisitas ini tidak boleh pincang dan saling membatasi. Itulah makna pasrah dan JIWA2 yang DAMAI dalam ISLAM yang sebenarnya…..

    smoga lebih dimengerti.

  16. Dear Wawan,

    It’s Okay….!

    “Sinergisitas ini tidak boleh pincang dan saling membatasi. Itulah makna pasrah dan JIWA2 yang DAMAI dalam ISLAM yang sebenarnya…..”

    Pekerjaan saya fotografer, bukan yang hebat. Kebetulan beberapa kali saya diminta untuk memberi semacam kursus, seminar dan lain semacamnya, yang jelas pasti alasannya subyektif. Mereka kebanyakan menanyakan hal-hal teknis,
    untuk dapat/bisa memotret (melukis, nyanyi, menulis dll) memang teknis adalah hal yang penting. Tapi bukan itu yang utama untuk menghasilkan karya. Pertama latihan, kedua gunakan “jiwa”/ hati kita untuk merasakan karya kita untuk ditingkatkan kualitasnya.

    Uang juga demikian, siapa bilang uang itu tidak penting ?!
    Tapi bukan uang yang menentukan bahagia atau tidak , sukses atau tidak seseorang……

    Syariat dalam agama juga sama….

    Pemahaman “the power of now”…
    Soal surga dan neraka, pahala, karma, harus dikelola, bukan dijadikan hanya sebatas “konteks” dan “konsep”.
    Karena itu bukan untuk persoalan “mati” tapi untuk persoalan “hidup”. Generalisasi pemahaman “konteks”dan”konsep” sangat merugikan. Kenapa?
    Karena hanya menghadirkan “negatif image”, mengurangi Maha Kasih, Maha Baik, Maha Suci Allah.

    Disini saya mengkalim, MANUSIA BUKAN MAKHLUK SEMPURNA. Kesempurnaan macam apa yang ingin disajikan, dari sudut pandang mana?

    Benar, sudut pandang “subjectives logical”, sesuai batas pemahaman bebrapa. bukan semua.
    Dengan hati/jiwa, we can break through all the logical barrier.

    Ada orang nangis, tanpa harus mengatakan bahwa dirinya sedang sedih/terharu, semua orang tahu. Seluruh dunia apapun bahasa dan warna kulitnya tahu.
    Orang tertawa juga…

    Nah, yang harus kita pelajari… kenapa menangis atau tertawa? Di posisi ini kita menyatukan hati dan logika.
    Bukan membuat justifikasi, bukan membuat generalisasi…
    hanya memahami…

    Artikel yang Wawan buat sudah ada sinergitas hati dan logika. Hanya belum dengan “style”nya. Masih ada “kesan” … LOGICAL MINDED,
    seperti ini :
    ===
    “Konsep 3B bisa saya sempitkan dalam AKAL = RASIO dan HATI. Sebab, rasio dan hati, keduanya dalam ilmu otak (neurologi) masing2 punya tempat di dalam otak manusia sebagai sistem komando, yakni di Hipokampus dan amigdala. Dan kedua sistem komando ini karena ada dalam satu otak maka wajib disinergikan.
    ===

    Maaf, kalau mau membahas soal ilmu otak, kita bisa bicara soal brain wave, yang tidak sekedar soal teknis apa otak itu, tapi bagaimana memanfaatkan dan mengoptimalkan otak.
    Maaf sekali lagi yang Wawan pahami soal ilmu otak, hanya pengenalan “tool” bukan bagaimana menggunakannya. Bahwa otak itu begini…begitu… bentuknya seperti ini, ini untuk ini dan itu… Hanya “fisik” otak, bukan bagaimana mengoptimalkan fungsinya. Ya hanya untuk berpikir dan berlogika… Padahal ada yang lebih…
    Tahukan arti hipokampus (hypocampus)…. artinya kuda laut (bahasa Yunani).

    Banyak hal yang wawan pahami soal optimalisasi “fisik” termasuk rasionalitas dan logika. Ada hal metafisik yang sebenarnya rasional dan logis dan tidak tekstual terjadi di sekitar kita, “and it can break through all the barrier”
    Banyak keajaiban (secara rasional) terjadi pada saat kita “fokus” dengan hati/jiwa.

    Be Positive.

  17. salam manis Allah,
    simpelkan mas…. hehe

    sesungguhnya mas Aloy juga sudah mengerti pentingnya sudut pandang sinergisitas rasio dan hati… fotografer sebagai keahlian sekaligus perkerjaan sahabat membutuhkan itu… Teknis yang detail dan insting perasaan hati yang peka, akan menghasilkan sesuatu yang INDAH….

    kalau teknis bagaimana memotret yang BENAR tidak punya dan memotret asal hanya kehendak hati saja, hasilnya hanya sebuah onani…. hehehe

    Manusia sempurna itu adalah dipandang dari sisi mempunyai sinergisitas rasio dan hati ini… apa bila dibanding makhluk yang lain. Bukan dibanding Tuhan…!

    walaupun diciptakan sempurna, manusia pada dasarnya lemah…. sebab, kebanyakkan manusia lebih cenderung berbuat ke arah yg negatif, Nafsu menjebak manusia…

    Dalam hal tulisan mas yg terakhir ini, saya its ok aja, sepakat, tidak ada perbedaan yg signifikan…

    oya, dlm persoalan “lebih hati” ;
    Banyak hal yang wawan pahami soal optimalisasi “fisik” termasuk rasionalitas dan logika. Ada hal metafisik yang sebenarnya rasional dan logis dan tidak tekstual terjadi di sekitar kita, “and it can break through all the barrier”
    Banyak keajaiban (secara rasional) terjadi pada saat kita “fokus” dengan hati/jiwa.
    ===============
    mohon diberi pencerahan…….

  18. Dear Wawan,

    He…he…
    He……

    Kadang kita beda, kadang kita sama…. Indah kan ??!!

    “lebih hati”,
    Bukan persoalan pencerahan,atau apalah.
    Teknis….adalah benar salah,boleh dan tidak, yes or no. Dalam pemahaman Agama kita sebut “syariat”, persoalan hukum, dalil, doktrin, dogma dan lain-lain. Hukum p x l = luas, dan (alas x tinggi)/2 = luas. Beda rumus tapi esensi yang di cari sama yaitu “luas”.
    Alam semesta harmonis karena ada tarik-menarik, secara “fisik” disebut gravitasi, yang “metafisik” law of attraction(LOA).
    ===
    Manusia sempurna itu adalah dipandang dari sisi mempunyai sinergisitas rasio dan hati ini… apa bila dibanding makhluk yang lain. Bukan dibanding Tuhan…!

    walaupun diciptakan sempurna, manusia pada dasarnya lemah…. sebab, kebanyakkan manusia lebih cenderung berbuat ke arah yg negatif, Nafsu menjebak manusia…
    ===
    Ini pemahaman EGOIS. pada :
    “apa bila dibanding makhluk yang lain. Bukan dibanding Tuhan…!”

    Kalau soal NAFSU ya. Nafsu yang Sempurna tepatnya. Karena “saklar” nafsu pada manusia sangat sensitif, kapan saja bisa “on”, untuk alasan apapun. Beda dengan makhluk yang lain, “saklar”nya menunggu waktu yang tepat untuk “on”.
    Rasionalitas dan Logika adalah “saklar nafsu” manusia.

    Suara Hati, saya sebut sebagai “angel”/malaikat. Jujur, nurut, mampu menembus batas apapun, juga sebagai saklar kebahagian dan kedamaian. Buat saya tidak ada alasan untuk tidak mendengarkan “suara hati” dalam berpikir rasional dan logis. Ini yang saya maksud “lebih hati”
    Ini ada dalam skema pemahaman BRAIN WAVE, Suara Hati ada frekuensi alpha, theta dan delta.
    Kita dalam keadaan “consious” frekuensi kita di level beta, subconsious (bukan unconsious) pada saat kita merasa nyaman (positive feeling).

    Tuhan memiliki frekuesi dalam metacosmis yang dapat kita rasakan pada saat kita nyaman, bahagia, tanpa kekawatiran dan kecemasan,tanpa ketakutan,tanpa gelisah.

    Maka keselarasan dengan frekuensi Tuhan akan membuat harmoisasi dalam LOA-nya.

    Keajaiban ?!
    Sekecil apapun bentuknya “keajaiban” saya sebut sebagai “goal praying”. Tuhan merestui dan mengabulkan.
    Hanya dibutuhkan “positive feeling”. bukan logika apalagi rasionalitas.
    Positive feeling adalah “believe”
    Untuk BELIEVE, saya belajar pada pohon.

    Be Positive

  19. Ini pemahaman EGOIS. pada :
    “apa bila dibanding makhluk yang lain. Bukan dibanding Tuhan…!”
    =================
    bagi sy bukan egois, dalam ajaran Islam manusia diciptakan Allah memang yg paling sempurna dari makhluk Allah yang lain bahkan dengan malaikat. Kesempurnaan ini ada pada kualitas ruh manusia yang diberi AKAL dan kehendak bebas..
    benda mati, tumbuhan, hewan tidak diberi keduanya..
    malaikat tidak diberi kehendak bebas, Iblis/setan dikutuk, Jin statusnya seperti manusia tapi beda alam…
    Dalam Kristen manusia sempurna dikatakan seperti gambar Tuhan….

    Rasionalitas dan Logika adalah “saklar nafsu” manusia.
    ==============
    dalam hal ini konsep kita berbeda, inilah kenapa diskusi kita tidak ketemu2..

    Rasionalitas/ logika adalah bukan saklar nafsu. Kebaikan dan keburukkan manusia yang menentukan adalah HATI, bukan konsep berpikir. Rasionalitas/logika adalah bebas nilai, tergantung HATI output rasionalitas itu mau diapakan dan dikemanakan….

    Mau dijadikan kebaikan atau kejahatan. Hatilah yang menentukan.

    Dalam Islam HATI-lah penentu TAKDIR, penentu prilaku dan pikir kita. HATI bisa jahat dan bisa baik. Hati yang jahat adalah bisikan syaitan dan Hati yang bersih adalah bisikan malaikat….

    Hati yang bersih sering kita sebut HATI NURANI (nafsun mutma’inah) dan hati yang kotor sering disebut NAFSU (nafsun lauwamah)….

    Untuk itu saya sepakat aja kalau mas Aloy menafsir “lebih hati” itu adalah mendengarkan “suara hati” dalam berpikir rasional dan logis. Dalam hal ini kita tidak berbeda.

    persoalan skema pemahaman BRAIN WAVE, Suara Hati ada frekuensi alpha, theta dan delta.
    adalah hasil rasionalitas, persoalan teknis apa adanya.

    Kita dalam keadaan “consious” frekuensi kita di level beta, subconsious (bukan unconsious) pada saat kita merasa nyaman (positive feeling).
    =========
    Pengukuran ini tentu tergantung sugesti keyakinan masing2 orang yang diukur….

    dalam alat ukur kejujuran:
    Posisi nyaman, damai, tenang, jujur berada di frekuensi nol..
    kegelisahan, ketakutan, bohong tidak pada frekuensi nol..

    Positif felling dan thinking memang urusan HATI. Logika dan rasionalitas tidak bisa berperan dalam hal ini… Logika dan rasionalitas hanya berhenti pada KEBENARAN DATA ILMIAH, yang mesti melewati TESA-ANTI TESA-TESA lagi….. selebihnya urusan HATI…

    Keajaiban ?!
    Sekecil apapun bentuknya “keajaiban” saya sebut sebagai “goal praying”. Tuhan merestui dan mengabulkan.
    Hanya dibutuhkan “positive feeling”. bukan logika apalagi rasionalitas.
    Positive feeling adalah “believe”
    Untuk BELIEVE, saya belajar pada pohon.
    ==============
    Keajaiban, dalam Islam disebut ilham, hidayah, karomah, mukjizat dll…
    tidak hanya dibutuhkan “positif feeling”… atau penilaian HATI NURANI, tetapi disini Rasionalitas dan logika juga bisa berperan/picu menghantarkan keajaiban, hidayah dan lain2nya…

    contohnya: dalam QS: yg pertama diwahyukan AL-ALaq
    Tafsir Qur’an terhadap kata “AL-Alaq” senyatanya mesti pakai proses hasil rasionalitas dan logika yakni SAINS abad 20 untuk mengartikan kata ini dengan BENAR.

    Kalau hanya mengandalkan HATI, positif felling, sampai kiamat-pun tidak akan dapat mengartikan kata Al-Alaq dengan BENAR. Bahkan dengan mengandalkan ilmu BAHASA-pun tidak akan bisa memilih dengan BENAR artinya.

    Baru setelah ada SAINS, arti Al-Alaq bisa dengan tepat dan BENAR dipilih dari arti kata al-alaq yang cukup banyak.

    Alaq dalam bahasa arab bisa berarti segumpal daging, segumpal darah, lintah, atau sesuatu yang melekat dll…
    Para ahlii tafsir sebelum ada sains mengartikan Alaq dengan segumpal darah… Dan ternyata itu keliru. Dan setelah ada ilmu baru diketahui bahwa Alaq arti yang benar adalah “sesuatu yang melekat” dirahim ibu..

    smoga lebih dimengerti….

  20. Dear Wawan,

    Pendapat saya berikut ini bukan pemahaman berdasarkan Katolik/kristen.

    Pohon, bisa merasa dirinya sempurna, Kucing juga merasa dirinya paling sempurna. Apa kita tahu bahwa masing2 ciptaanNya merasa dirinya paling sempurna? Kita tidak mampu menembus batas “bahasa” mereka hanya dengan AKAL. Karena AKAL hanya istilah manusia untuk mengkalim dirinya makhluk ciptanNya yang paling sempurna. Apalagi dengan “pemahaman” berdasarkan Buku Suci. Yang saya heran kenapa manusia sangat bangga dengan kemampuan Akalnya, yang hanya menciptakan dunianya sendiri, bahkan mengurung dirinya sendiri dengan pagar AKAL.
    Seperti orang yang bersuka cita menyambut kelahiran, padahal, saat itulah proses kematian sudah berjalan. Aneh, pada saat mati orang berduka cita….
    Kesadaran akan kehidupan akan melihat bahwa suka dan duka sudah tidak ada beda, berada pada titik nol.

    Sehingga “cengeng” bukan sebuah kelemahan, tapi anugrah dari Allah. Kalau bahasa akal , “cengeng” adalah kelemahan.
    Padahal dengan lebih cengeng artinya kita lebih sensitif, peka terhadap kehidupan. Hanya bagaimana “sinergitas” mengelola cengeng tadi adalah tergantung dari seberapa dalam orang itu menyadarinya.

    Wilayah pemahaman melalui “akal” adalah bagian dari bagaimana manusia “bertahan hidup” dengan “nilai” manusia, bukan dalam bahasa Allah melalui alam semesta.
    Manusia membohongi dirinya sendiri dengan “AKAL”nya.

    Maaf saya mau meluruskan,
    Dalam brain wave ada alat ukurnya yang namanya EEG (ElectroEncephaloGram).
    Concious, frekuensinya berada pada 18 – 30 hz disebut dalam wilayah BETA, fokus dalam “akal” dan logika.
    dibawahnya ada ALPHA (8 – 17.9 Hz) dalam kondisi ini manusia relaks, nyaman
    ada THETA (4 – 7.9 hz)
    ada DELTA (0.8 – 3.9 Hz)

    Dan….
    Akal (BETA) manusia hanya 12% dari kemampuan otak untuk kehidupan.

    Efektifitas Syiar, Dakwah, Mision apalah namanya…
    acuan “BRAIN WAVE” akan sangat membantu.
    Jadi kita tidak terjebak dalam “hanya memahami” Buku Suci yang sudah “usang” secara tekstual, tapi membuatnya “selalu baru” apabila kita bisa memahami “suara hati” dalam BRAIN WAVE.

    88% kemampuan otak kita bukanlah AKAL, tapi bagaimana “HATI” bergerak, dan itu berada di “jantung”…
    semakin lambat detak jantung, artinya kita semakin rileks dan nyaman, dan BAHAGIA.

    Mencoba mengaitkan BUKU SUCI dan SAIN sah-sah saja, namun harus dengan pemahaman yang mutlak, bukan setengah-setengah.

    Jadi MANUSIA BUKANLAH MAKHLUK YANG SEMPURNA.
    he…he….he…

    Be Positive.

  21. Gmana yach cara mas Aloy ini berpikir……….? loncat sana-loncat sini, bingung jadinya aku mo mengungkapkan sesuatu hehehe….. disisi ini saya sepakat manusia bukanlah manusia sempurna hehe………… untuk memahami tulisan yang begitu jelas kog masih ngalor-ngidul hahahaha…….

    Trims mengenai ukuran angka2 Brain wavenya….

    1. Berapa sih saya tlah menulis bahwa AKAL itu terdiri dari Rasio dan Hati dan berada diotak….?
    2. Brapa sih saya tlah menulis sistem komando Rasio itu ada di hipocampus dan Hati di amigdala dan keduanya berada di otak….?
    3. Jantung hanyalah sebuah “Speaker” (yang bisa bergetar dll) yang terhubung dengan amigdala melalui serat2 syaraf dan sinyal2 elektromanetig berkenaan dengan sistem kerjanya… komandonya tetap di otak.

    Benar, Hati yang berada di otak (bukan jantung) tidak hanya 88% tetapi 100% alat penentu keputusan pikir manusia. Berpikir itu tidak dengan rasio saja tetapi juga dengan hati. Ada sinergisitas di sana.

    pemahaman akan kitab suci yang tidak setengah-setengah adalah dengan mensinergikan rasio dan hati. Yang tidak sempurna apabila keduanya dipisahkan….

    Sudah sy tulis contohnya keahlian fotografer mas Aloy… pa tidak dibaca ya….? hehe….

    Manusia makhluk sempurna/sebaik-baiknya adalah bukan dari pikiran saya tapi adalah firman Allah:

    “sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS; 95:4)

    “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah/penguasa/pengelola di muka bumi’. Mereka berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman, ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. al-Baqarah, 2: 30)

  22. Dear Wawan,

    Ya begitulah kalau manusia hanya menggunakan 12 % dari kemampuan brain wave wawan.

    Kalau semuanya hanya mengacu pada AKAL, RASIONAL, dan HATI berada di “otak”,
    HATI = HEART, bukan LEVER.
    HEART means JANTUNG. Bahasa Indonesia adalah salah satu bahasa terlemah di dunia dalam kosa katanya.
    HEART tidak sama dengan LEVER.

    Saya mengajak Wawan menembus batas AKAL, RASIONAL dan LOGIKA.
    Benar dan betul, namanya brain wave, ya gelombang otak. Tapi itu hanya “hard disk”, partisinya 12%. Sedangkan pada partisi yang 88% tersentuh, digunakan tapi tidak menyadari bahwa potensi itu sungguh luar biasa.
    Pemahaman orang-orang NEW AGE, mengacu pada brain wave, saya menerima pemahaman NEW AGE tapi tidak 100%, ada aplikasi yang lebih membuat nyaman.

    Be positive.

  23. kog ngotot aja sih HATI itu adalah jantung…

    komando HATI untuk berpikir itu bukan jantung dan bukan liver, tetapi adalah amigdala yang ada di otak manusia..
    data anatomi dan medis sudah sangat jelas, coba simak artikel di bawah:

    Anatomi Emosi

    Minggu, 15-06-2008 10:12:54 oleh: Yovan P. Putra
    Kanal: Iptek

    Beberapa saat yang lalu saya memfasilitasi pelatihan dua hari; Total-Mind Learning di satu sekolah di kawasan Jakarta. Para peserta kebanyakan merupakan praktisi pendidikan, guru dan orang tua. Banyak hal menarik yang terjadi selama pelaksanaan pelatihan, diantaranya adalah ketertarikan peserta pada isu yang berkenaan dengan emosi. Mulai dari peranan emosi dalam pembelajaran, mekanisme pengendalian emosi hingga kecerdasan emosional. Untuk lebih menyempurnakan penjelasan yang saya berikan saat pelatihan adalah tujuan dari artikel ini dibuat. Kali ini pendekatan saya sedikit klinis yang saya sarikan dari berbagai sumber. Namun seperti biasa, saya usahakan penjelasan pada artikel ini sangat membumi dengan meminimkan penggunaan istilah-istilah asing kecuali untuk penjelasan anatomi otak.

    Untuk menjelaskan emosi secara tidak emosional, penting kiranya saya masuk ke dalam struktur otak karena emosi erat kaitannya dengan pikiran. Di otak, bagian yang sangat berkenaan langsung dengan emosi adalah amygdala (bahasa latin untuk almond) karena bentuknya yang hampir menyerupai kacang almond.

    Amygdala, komponen utama penghasil emosi

    Otak manusia memiliki dua amygdala yang ukurannya relatif lebih besar dibandingkan primata lainnya. Adapun neuroscientist yang pertama kali menemukan fungsi amygdala pada fungsi emosional dari otak manusia adalah Joseph LeDoux (Centre for Neural Science, New York University).

    Pada binatang yang amygdala-nya diambil kehilangan motivasi untuk bersaing ataupun bekerja sama. Sebagai tambahan, hal ini mengakibatkan pula binatang kehilangan pengenalan posisinya pada kelompoknya. Sehingga menjadi sangat pasif pada kelompoknya.

    Amygdala dapat mengorkestrasikan emosi secara independen, terlepas dari peranan neo cortex. LeDoux menyatakan bahwa amygdala juga berperan pada pembentukan memori yang identik dengan emosi tertentu. Ia mendapatkan kesimpulan ini setelah melakukan eksperimen dengan tikus. Guna mencegah intervensi dari efek Pavlov (fenomena anjing yang mengidentikan suara bel dengan saat makan), LeDoux menghancurkan auditory cortex dari tikus tersebut, sehingga ia tidak dapat mempelajari suara yang diperdengarkan. Lalu tikus tersebut diberikan dipaparkan dengan suara yang kemudian diasosiasikan dengan kejut listrik. Hasil eksperimennya memberikan hasil bahwa tikus tersebut tetap mampu mengenali suara bel, hal ini didasarkan pada reaksi takut saat bel berbunyi. Tikus tersebut mengenali suara bel dengan mengandalkan sepenuhnya pada fungsi amygdala. Hal ini berarti, otak dapat mengingat emosi yang pernah dialami sebelumnya.

    Amygdala merupakan bagian otak yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan memori yang berkaitan dengan emosi. Pada individu yang amygdala-nya diambil untuk alasan medis, individu tersebut menjadi kurang tertarik pada individu lain.Walaupun ia masih dapat berkomunikasi dan menjalani berbagai tes kognitif, namun pengenalannya pada kerabat, teman bahkan ibunya menjadi sangat buruk. Ekspresinya untuk berbagai kondisi menjadi pasif. Pengenalannya pada kadar emosi dari suatu kejadian menjadi sangat minim. Kondisi ini disebut sebagai affective blindnness. Wajar saja jika individu ini tidak dapat menangis, karena untuk dapat menangis, amygdala perlu memicu struktur sekitarnya hingga dikeluarkan air mata.

    Mengapa manusia menjadi irasional saat emosi

    Pada saat seorang individu dilanda emosi, marah misalnya, besar kemungkinan ia melakukan tindakan yang irasional. Masih ingat berita di TV mengenai seorang pemuda yang lompat dari menara lantai 27 akibat putus cinta? Atau ingatkah anda pada kejadian terakhir kali anda marah dan berbagai keputusan atau tindakan yang anda lakukan saat itu? Apa pun tindakan atau keputusan yang diambil saat marah, pada kebanyakan kasus merupakan tindakan atau keputusan yang kurang optimal. Hal ini ditandai dengan penyesalan yang biasanya datang setelahnya.

    Untuk mencegah hal itu terjadi pada anda, atau setidaknya agar anda dapat mengendalikan diri anda saat emosi, anda perlu memahami mekanisme apa yang terjadi saat anda sedang dilanda emosi.

    Pada kondisi emosional, amygdala memegang peranan yang sangat menentukan. Hal ini disebabkan karena amygdala memindai semua informasi yang masuk melalui panca indra dengan satu pertanyaan yang sangat sederhana (bahkan primitif) seperti, “Apakah ini merupakan hal yang saya benci?”, “Saya takuti?” dan lainnya. Jika jawaban atas pertanyaan tersebut “ya”, maka tahap selanjutnya amygdala mengirimkan sinyal ke semua bagian otak untuk siaga. Dari penjelasan ini, dapt dibuat analogi bahwa amygdala merupakan bagian yang menyalakan alarm yang ketika terjadi suatu kejadian langsung menghubungi pemadam kebakaran, ambulan, Pol. PP dan lainnya.

    Ketika terjadi suatu kejadian yang memicu emosi, katakanlah misalnya takut, terjadi kemudian adalah amygdala mengirim pesan ke semua bagian dari otak sehingga memicu dikeluarkannya hormon yang berkenaan dengan reaksi paling primitif, lawan atau lari. Hal ini dilakukan dengan cara memicu pusat pergerakan, mengaktifkan sistem kardiovascular, mensiagakan otot dan lainnya. Selain itu amygdala juga memicu dikeluarkannya neurotransmitter norepinephrine untuk meningkatkan reaksi dari area utama otak, sehingga panca indra menjadi lebih siaga. amygdala juga mengirim pesan ke batang otak sehingga memunculkan ekspresi takut, ketegangan, meningkatkan laju detak jantung yang meninggikan tekanan darah dan membuat nafas menjadi lebih cepat dan dangkal.

    Penelitian yang dilakukan oleh LeDoux mengindikasikan bahwa aliran informasi yang diterima dari panca indra terpecah menjadi dua jalur. Satu jalur menuju ke thalamus berlanjut ke neo cortex, sementara jalur yang lain mengarah ke amygdala. Jalur langsung dari thalamus ke amygdala terdiri atas rangkaian neuron yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan pada jalur yang menghubungkan thalamus dengan neo cortex. Sebagai ilustrasi pada tikus, rute antara thalamus ke neo cortex panjangnya dua kali lebih panjang dibandingkan rute dari thalamus ke amygdala. Informasi dari thalamus ke amygdala dapat bergerak dalam satuan 12/1000 detik (lebih singkat dari pada satu nafas). Arsitektur ini yang memungkinkan amygdala dapat merespon lebih cepat (sangat kilat) bahkan sebelum neo cortex menerima dan mengenali keseluruhan informasi yang dikirim dari thalamus.

    Amygdala sangat dibutuhkan utamanya ketika anda harus bereaksi cepat. Bayangkan ketika rumah anda kebakaran, tantu anda langsung bergerak melakukan hal yang perlu dilakukan dibandingkan menganalisa apa yang sebenarnya tengah terjadi. Ketika amygdala tengah memicu munculnya reaksi cepat yang impulsif, bagian lain dari otak emosional membenarkan kondisi tersebut. Bagian lain yang membenarkan kondisi reaksi impulsif tersebut adalah prefrontal lobes yang terletak tepat di belakang kening anda. Prefrontal cortex bekerja ketika anda berada pada kondsi emosional, sehingga anda tetap dapat mengatur respon, walaupun sedang berada pada kondisi emosional.

    Dari thalamus sebagian besar informasi mengalir ke neo cortex dibandingkan ke amygdala. Bagian yang mengatur aliran informasi tersebut adalah prefrontal lobes. Ketika ada suatu kejadian yang tidak diinginkan, prefrontal lobes melakukan penimbangan untung-rugi atas respon yang akan dilakukan. Pada binatang, responnya sangat terbatas, lawan atau lari. Pada manusia alternatif responnya bisa lebih banyak, mulai dari lawan, negosiasi, diskusi, merayu, hingga lari. Sama seperti amygdala, ketiadaan prefrontal lobes membuat individu tidak memiliki aspek emosional pada hidupnya.

    Itulah yang menyebabkan individu dapat merespon sedemikian cepat dan sigapnya tanpa sempat dipikirkan terlebih dahulu? Bayangkan, ketika saya menginjak kaki anda, tentu dengan sangat cepat anda akan merespon, mungkin marah, berteriak ataupun menampar saya.

    Memori dan emosi

    Pada artikel yang berkenaan dengan memori, saya telah menekankan eratnya kaitan antara emosi dan memori. Karena fokus artikel kali ini lebih mengarah pada emosi, maka pembahasan mengenai memori saya buat sesingkat mungkin dan yang berkaitan dengan emosi.

    Emosi dan memori saling mempengaruhi satu sama lain, artinya emosi dapat mendatangkan kembali memori tertentu dan sebaliknya memori juga dapat memicu emosi tertentu. Hal ini tentunya mengindikasikan betapa strategisnya peranan emosi pada keberhasilan pembelajaran individu. Untuk menjamin keberhasilan belajar siswa, contohnya, ia perlu dibekali dengan kemampuan mengenai manajemen emosi (lebih besar konteksnya dibandingkan hanya sebatas pengendalian emosi).

    Jika ditinjau dari segi anatomi otak, bagian yang berhubungan langsung dengan fungsi memori adalah hippocampus. Hippocampus memainkan peranan yang sangat signifikan dalam pembentukan memory faktual. Pada pengalaman keseharian, hippocampus adalah bagian yang membuat anda mengenali wajah teman anda, si Rudi. Sementara amygdala yang menambahkan unsur emosi atas memori tersebut; betapa anda membenci si Rudi. Peranan amygdala, yang menambahkan unsur emosional pada memori tertentu, membuat memori tersebut lebih tahan lama. Itulah sebabnya mengapa pengalaman yang emosional mudah diingat.

    Otak ternyata memiliki dua sistem memori, memori faktual dan memori emosional. Memori faktual berkenaan dengan informasi yang tidak memicu munculnya emosi tertentu pada diri individu, sebatas dry facts. Misalnya informasi mengenai hari Soempah Pemoeda, tanggal 28 Oktober 1928. Adapun memori emosional sangat berkenaan dengan informasi yang dapat memicu munculnya (kembali) emosi tertentu yang dulu pernah anda alami.

    Kelemahan dari sistem memori emosional terletak pada buruknya sense of time. Informasi yang dimunculkan sering kali sudah terlalu lampau (tidak up-to date), dengan membawa pengalaman masa lalu seolah terjadi saat sekarang. Ketika terjadi suatu pengalaman, katakanlah misalnya saat ini, amgdala memindai keseluruhan pengalaman tersebut untuk kemudian membandingkannya secara asosiatif derngan padanannya di masa lampau. Ketika terdapat satu elemen dari pengalaman saat ini yang serupa dengan satu elemen dari pengalaman masa lalu, secara otomatis amygdala mengidentifikasi seolah kedua pengalaman tersebut identik. Hal ini menjelaskan mekanisme kerja emosional anchoring/anchor. Artinya ketika individu mendapati satu komponen pengalaman masa lalu pada masa sekarang, maka hal itu akan memicu amygdala untuk secara asosiatif memunculkan kembali seluruh pengalaman masa lampau. Dan inilah pula yang menjelaskan mengapa anda bisa menangis atau marah-marah saat ketika melewati suatu jalan tertentu. Karena ternyata jalan itu adalah salah satu komponen dari pengalaman anda di masa lalu. Orang lain yang tidak mengetahui mengenai hal ini, wajar saja jika menganggap anda gila .

    Dalam mengaplikasikan Human Change Technology pada banyak klien, saya sering kali mendapatkan banyak pelajaran berharga. Sering kali saya bertanya mengapa suatu duka/taruma di masa (sangat) lampau (masa anak-anak), dapat terbawa hingga dewasa. Ternyata secara anatomi, pada manusia, amygdala lebih cepat berkembang dibandingkan neo cortex. Hal itu menjelaskan mengapa berbagai kejadian emosional di tahun-tahun pertama dari seorang individu, bisa sangat berkesan. Pada usia yang sangat dini, seorang individu bisa sangat rentan terhadap berbagai kondisi emosional. Sehingga penting pendampingan dari orang tua untuk mencegah munculnya trauma ataupun phobia pada anaknya di kemudian hari saat dewasa.

    Pembajakan emosi

    Pada manusia umumnya sangat dimungkinkan terjadi pembajakan emosi. Anda mungkin pernah tiba-tiba sangat marah pada hal yang sangat sepele. Ketika anda memikirkan hal itu, saat tidak lagi emosional, anda menyesal dan bertanya, Kenapa saya marah akan hal itu? Pada saat itu sebenarnya apa yang terjadi?

    Pembajakan emosi dapat terjadi sedikitnya melalui dua mekanisme. Mekanisme pertama adalah sesuatu memicu amygdala sehingga terjadi kegagalan untuk mengaktifkan neocortex. Sementara mekanisme kedua melalui pengambilalihan zone neo cortical yang disebabkan oleh alasan emosional. Dengan kata lain, pada kondisi ini pemikiran rasional ditindih oleh emosi.

    Otak manusia juga dilengkapi dengan mekanisme saklar emosi. Fungsi ini ada pada left prefrontal lobes. Bagian ini dapat dianalogikan sebagai thermostat neural, yang berfungsi mengatur emosi yang tidak diinginkan. Sementara left prefrontal lobesmengatur/mengendalikan, right prefrontal lobes, merupakan tempat emosi negatif. Pada individu yang mengalami kerusakan left prefrontal lobes, setiap saat selalu khawatir. Sebaliknya pada pasien yang mengalami kerusakan pada right prefrontal lobes setiap saat selalu ceria. Left prefrontallobes dapat meminimalkan kebanyakan emosi negatif kecuali yang sangat signifikan. Singkatnya, amygdala yang memicu emosi, prefrontal lobes yang menghentikan.

    Manusia memiliki working memory, sehingga ia dapat mengetahui berbagai hal yang berkenaan dengan aktifitas yang sedang dilakukannya. Mekanisme kerja working memory dikendalikan oleh prefrontal cortex. Arsitektur sirkuit yang menghubungkan otak limbik ke prefrontal lobe, memungkinkan terjadinya pembajakan informasi oleh emosi, yang mengakibatkan terganggunya kerja working memory. Itulah sebabnya mengapa saat marah, anda seolah tidak dapat berpikir secara rasional. Saya sempat menjelaskan hal ini pada seorang Kepala Sekolah yang akan mengeluarkan seorang siswanya. Saat siswanya emosi, ia bisa tidak mengerjakan ulangannya bahkan berlaku kasar pada gurunya. Syukurnya…si Kepala Sekolahnya tidak (mau) mengerti, dan siswa tersebut tetap dikeluarkan dari sekolah.

    Sehingga apa yang perlu dilakukan

    Semua uraian di atas sebenarnya hanya ingin menjelaskan betapa besar pengaruh emosi pada pencapaian seorang individu, utamanya pada proses pembelajaran. Namun sayangnya pengarahan, pelatihan atau pun pendidikan berkenaan dengan manajemen emosi masih sangat minim. Seolah sekolah lebih mementingkan agar siswa mendapatkan nilai matermatika yang bagus dibandingkan apakah ia masih bisa hidup seminggu kemudian. Saya sama sekali tidak mengenyampingkan pentingnya fungsi intelektual, hanya saja agar hasil pembelajaran dapat lebih optimal perlu juga diimbangi dengan kemampuan menajemen emosi. Bukankah emosi yang membuat seorang bergerak, emotion (energy in motion) .

    Semuanya telah menyadari betapa banyak kerugian yang telah disebabkan oleh minimnya kemampuan manajemen emosi seorang individu, namun semua langkah yang mengarah pada hal tersebut masih sangat minim dilakukan. Semoga artikel kali ini dapat lebih menjelaskan betapa pentingnya penyelasaran antara “rasionalitas” dengan “hati”.

    Sumber: http://www.primastudy.com

  24. Dear Wawan,

    Iyaa……(he…he….he….)

    Itu benar…..
    Penjabaran fisiknya (ANATOMI-nya) benar sekali….

    Seperti mobil/motor….
    Cara kerjanya, sistemnya, volumenya….
    Ada busi, ada karburator, ada tangki bbm, ada bbmnya….

    Heart = Jantung
    Lever = Hati

    Katakan karburator itu jantung, kalau sistem suplai BBM via setingan karburatornya kurang bagus, atau kualitas BBMnya kurang sesuai, maka mesin (otak) tidak bekerja dengan baik. Bahwa “mesin” hanya 12% dari bagian motor itu sendiri iya, tapi bagaimana supaya yang 12% maksimal, ada klep, ada saklar, ada koil dan lain lain.

    Kalau kita bicara motor/mobil kan kita tidak hanya melihat mesinnya saja.Tapi keseluruhannya.

    Nah, Heart adalah bagian dari sistem pengapian kehidupan manusia, di dalamnya ada “wave” yang akan mempengaruhi kerja “OTAK”

    Kita “setting” HEARTnya melalui kesadaran, melalui saklar kebahagiaan.

    Wawan memahami tentang ANATOMI dan PENJELASAN ANATOMINYA. …. fisik…( sudah tidak bisa dirubah)

    Saya memahami melalui SISTEM cara bekerja OTAK tentang kehidupan ….BRAIN WAVE. (bisa di adjust).

    PEMAHAMAN bagaimana FISIK sangat TERBATAS.
    PEMAHAMAN bagaimana SISTEM tidak terbatas dan terus berkembang.

    Coba Browsing pemahaman bagaimana otak bekerja, otak kanan, otak kiri, Tentang emosi, tentang logika,
    trus yang hebat lagi tentang intuisi, naluri dan lain-lain…
    Kita akan memahami bagaimana BRAIN WAVE
    Kalo ANATOMINYA udah jelas. dan sangat jelas. otak kanan dan otak kiri…
    Emosi, logika dan intuisi… bukan fisik…
    Bagaimana Jantung mengirim “wave” ke otak untuk mengeksekusi fisik dalam keputusan.

    Tembuslah pemahaman Wawan…
    Secara jujur saya sampaikan, kita akan merasakan “kehadiran” The Oneness dalam jiwa kita.

    Pemahaman orang kebanyakan bahwa Badan kita ini memiliki Roh di dalamnya.
    Kalau sudah memasuki dan menembus batas Wawan akan memahami, Bahwa Badan kita ini berada dalam Roh.

    Ini bukan pemahaman AGAMA.
    Be Positif

  25. salam manis Allah,

    100% saya sependapat dengan urai terakhir mas Aloy…
    secara substansi memang begitu seharusnya….

    tapi ada catatan:
    1. Jangan menafikan rasionalitas, rasionalitaslah yang
    membuat manusia menjadi berkembang peradabannya…
    2. Jantung bukan inti hati, jantung hanya knalpot/speaker
    hati
    3. Rasionalitas dan hati harus bekerja seimbang dan sinergis.
    4. sehingga kita tidak bisa membatasi/memisahkan dan mengatakan badan kita berada dalam roh atau sebaliknya, bahwa roh berada dalam badan kita.

    tetapi. keduanya bersatu dan memang disatukan oleh Allah. Penyatuan ini dalam Islam disebut JIWA/esensi Pribadi…. dimana JIWA ini akan dimintai pertanggungjawabannya, apakah mereka bersyukur ataukah kufur………

    intinya secara substansi kita sama…
    tetapi mas Aloy lebih memilih arah DEISME atau NEW AGE yang hanya mementingkan HATI/spirit saja….

    saya meyakini “Islam” yg “pasrah” dengan sudut pandang menyeluruh, sinergisitas rasio dan hati…….. secara seimbang/proporsional/komprehensif/holistik/integralistik hehehe…………….

  26. Dear Wawan.

    In a way yes.
    But not all the way.

    Aku tetap memiliki “jaket identitas”, katolik.
    Tapi pemahamanku terhadap kehidupan sangat plural.
    Karena pada tingkatan HAKEKAT, syariat dalam berjaket sudah tertembus melalui “believe”.
    Pemahaman Islam, sangat saya dalami, bagaimana merasakan kekuatan ilahi dalam al-faatihah, makna wudhu, shalat tahajud… Kalau melakukannya, itu hanya soal badan,
    Bagaiman meditasi dalam hindu dan budha untuk mencapai moksa/nirvana…

    Banyak sekali keajaiban yang dihadirkan alam semesta, bahkan saya merasa mampu berbicara dengan pohon, kebetulan di rumah ada pohon jambu,yang selalu memberikan buah terbaiknya buat keluargaku, padahal tiap hari dipanjati anak2, seolah pohon itu menyembunyikan buah terbaiknya dan hanya diberikan ke keluargaku, terutama istriku. Bukan cuma sekali, berkali-kali. Disaat ga punya uang dan lagi butuh, aku percaya uang akan menghampiriku, dan benar, uang itu datang untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan standard yang seharusnya. Kalau logika dan rasional tidak memberikan apapun, hanya keputusan sesaat.
    Aware melalui “detak jantung” banyak memberikan kenyamanan (tawakal).

    Dan banyak sekali, bahkan soal kesehatan banyak sekali, Ada teman yang sedang sakit gigi, saya coba memasukan sugesti “pain, sometime gives energies entering awarness, Aware, feel the blood flew through the pain, and release the pain”.
    Ni, sambl baca smsnya. Temanku menceritakan bahwa hati menggerakan otak untuk mepdoduksi “hormon endorfin” untuk memberikan kenyamanan

    Be Positive

  27. Dear Wawan,

    (http://www.e-katahati.org/Teknologi_Ikhlas.html)

    KOLABORASI KECERDASAN OTAK
    DAN KECERDASAN HATI

    Gabungan kekuatan budaya Timur dengan ilmu pengetahuan ‘new-sciences’, kebijakan falsafah hidup, spiritualitas dan teknologi untuk meraih sukses total lahir-bathin yang holistik.

    Seringkali kita dapati orang berbicara tentang ikhlas. Terlebih di tempat-tempat peribadatan, kata ikhlas terasa bagai pembicaraan yang menyejukkan hati. Namun, berapa banyak orang yang benar-benar dapat menghayati makna ikhlas hingga ke lubuk hati atau bahkan berhasil menjalaninya ?

    Sebenarnya ikhlas adalah bagian terpenting dari pencapaian hidup manusia, sebab ikhlas adalah perilaku hidup tertinggi yang dipedomankan Tuhan kepada manusia. Di dalamnya terkandung makna kesabaran, kepasrahan dan penerimaan yang memungkinkan manusia semakin dekat dengan Tuhan. Apabila manusia mampu menghayatinya, itu berati ia mampu mencapai puncak kesuksesan, yaitu puncak kebahagian secara lahir bathin di dunia dan akhirat.

    Ikhlas adalah kondisi perasaan di dalam hati. Karena itu belajar ikhlas juga berarti belajar melihat dengan hati, mendengar dengan hati, dan tentunya mengikuti kata hati. Kedengarannya memang mudah, tapi barangkali masih banyak diantara kita yang tidak tahu bagaimana cara mencapainya.

    Menurut Pendiri Katahati Institute Erbe Sentanu, kesulitan mempelajari ikhlas adalah karena untuk meraih keikhlasan sebenarnya sederhana, tetapi karena kita biasa berpikir secara shopisticated dan complicated membuat kesederhanaan berikhlas menjadi sulit untuk dicerna apalagi diterapkan. Menurutnya Ikhlas itu merupakan aktivitas hati, sehingga untuk memahaminya kita harus mengistirahatkan pikiran dan mulai berlatih menggunakan hati. ”Dengan kata lain memindahkan kesadaran kita dari otak ke dalam hati.”

    Untuk mencapai ikhlas, Katahati Institute memperkenalkan teknologi ikhlas. Teknologi ini berisi program aplikasi praktis ilmu pengetahuan modern untuk melatih, membuktikan, mengukur dan memproduksi tingkat keikhlasan hati seseorang – keterampilan praktis untuk memasuki ikhlas-zone (wilayah keikhlasan di dalam hati) yang menjamin kemudahan manusia meraih berbagai tujuan hidupnya.

    MERAIH ZONA IKHLAS
    (GOD-ZONE)

    Teknologi Ikhlas merupakan Ultimate Self Development Technology untuk masyarakat Indonesia, merupakan hasil penggabungan kekuatan budaya timur dan barat serta ilmu pengetahuan terkini seperti Neuroscience, Quantum Physics, Evolutionary Biology, Chaos Theory, Brain Science, dan Science of the Mind serta tuntunan bijak falsafah hidup dan tauhid keagamaan – untuk meraih kesuksesan hidup yang holistik dan hakiki.

    Seperti halnya semua teknologi, teknologi ikhlas juga bersifat otomatis. Kita tidak perlu mempercayainya untuk memperoleh manfaatnya. Seperti kita tidak perlu percaya kepada handphone yang dapat mengirim sebuah pesan pendek (sms), cukup dengan melakukan prosedur pengiriman dengan benar – sms terkirim.

    Coba bayangkan bagimana rasanya jika kita bisa 100% meyakini tuntunan agama dan falsafah hidup kita bukan karena terpaksa apalagi dipaksa harus meyakininya, tetapi karena kerap terkabulnya doa kita yang dapat dilihat dengan mata kepala kita sendiri – nyaris setiap saat.

    Karena kita tahu bahwa ketika kita sudah mampu hidup ikhlas dengan MENTAL FISIOLOGIS PROSEDUR yang benar, maka keinginan-keinginan menjadi jauh lebih mudah untuk diraih. Kita juga tahu bahwa jika kita masih belum mendapatkan yang diinginkan berarti kita hanya perlu menyempurnakan metode atau prosedur keikhlasan di dalam pikiran dan hati kita masing-masing.

    MindFocus!
    Brainwave Management

    Untuk mencapai hal itu, pada tahap pertama Katahati Institute memberikan pelatihan MindFocus! brainwave management (pengelolaan gelombang frekuensi otak) untuk meraih ikhlas melalui otak dan pikiran. Dalam hal ini Katahati Institute memanfaatkan audio DigitalPrayer yang sudah diriset selama lebih dari 40 tahun di berbagai lembaga riset dan universitas-universitas di dunia. Aplikasinya sudah banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia, seperti menurunkan berat badan, meningkatkan fokus atau konsentrasi, relaksasi dan penyembuhan, subconscious reprogramming dan masih banyak lagi.

    Bekerja sama dengan The Monroe Institute dari Amerika Serikat, Katahati Institute juga ikut meringankan beban stress dan trauma dari masyarakat dan relawan di Aceh dengan mengirimkan ribuan kaset audio brainwave management yang terbukti secara klinis mampu memberikan ketenangan dan membangkitkan semangat secara cepat dan akurat.

    Dengan teknologi audio khusus dan spesifik, kita bisa mengaktifkan pikiran bawah sadar dan sifat-sifat keikhlasan dengan lebih mudah, lebih pasti, dan terukur

    Teknologi ini bisa membawa kita masuk ke dalam gelombang otak intuitif dan inspiratif secara instan, atau disebut dengan brainwave management. Metode ilmiah dan praktis yang belakangan kerap disebut sebagai teknologi meditasi instan ini merupakan akses menuju kekuatan bawah-sadar, dan merupakan syarat mutlak untuk semua self-transformation technology seperti: hipnoterapi, meditasi, relaksasi, pikiran khusyu, fokus dan konsentrasi.

    HeartFocus!
    Heartwave Management

    Pada tahap berikut yang lebih dalam, pelatihannya disebut HeartFocus! heartwave management (pengelolaan gelombang frekuensi jantung) untuk meraih ikhlas melalui jantung dan perasaan – yaitu metode untuk membongkar akar terdalam dari nafsu yang tak terpuaskan, keinginan untuk menang sendiri, keresahan, ketakutan dan kepalsuan hati. Metode ini dapat membuat proses pencapaian kesuksesan hidup lahir-bathin menjadi begitu sederhana, mudah sekaligus menentramkan.

    Untuk mencapai ikhlas, sekaligus kembali kepada fitrah dasar manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang paling mulia HeartFocus! mengajarkan keterampilan praktis untuk menghapus berbagai sifat ketidaksempurnaan manusia yang sempat terprogram di dalam hati atau bawah sadar.

  28. Salam manis Allah….

    Sahabat, itulah pentingnya sinergi rasio dan hati.

    Apa saja yang tersirat dalam postingan sahabat terakhir semuanya mendukung sudut pandang sinergi/kolaborasi rasio dan hati. Itulah yang ingin saya tekan dalam setiap tulisan saya diblog ini.

    Tulisan2 itu secuilpun tidak mengarah pada ketidak seimbangan, pembatasan, atau melebihkan salah satu di antara kecerdasan rasio dan kecerdasan hati.

    Kecerdasan rasio di (hipocampus) butuh kebijaksanaan hati dan kecerdasan hati di (amigdala) butuh validitas kebenaran data.

    so, sebenarnya arah kita sudah sama. alhamdulillah.

  29. Dear Wawan….

    Hua… ha… ha….

    Alhamdulilluah….!

    My mind focus,
    is…..
    Be Positive.

    Thank you Wawan….
    Now,
    I’m entering Theta Zone (stage) for healing methods,
    saya udah mencoba buat diriku sendiri (keluarga) dan beberapa sahabat.

    Be Positive

  30. YYA MEMNG BENAR MANUSIA MAKHLUK YANG PLG SEMPURNA TAPI DALAM BENTUK PENCIPTAANNYA TAPI MANUSIA KADANG KALA BISA JADI MAKHLUK YANG LBH HINA JIKA TIDAK MAMPU MENFUNGSIKAN AKALNYA SESUAI DENGAN RIIL KHIDUPAN YANG TELAH DI ATUR OLEH TUHAN SECARA JELAS DALAM ALQUR’AN

  31. Artikel ini sungguh bagus,terlepas yang lainnya,dapat menjadikan masukan sebagai referensi wawasan pengetahuan saya.Tulisan panjang ? Bagiku tak masalah copy paste aja dan dilain waktu dapat membacanya secara khusus dan tenang. Terima kasih saudaraku wawankardiyanto. Salam sejahtera.

  32. Assalamu’alaikum Bung Wawan Kardiyanto,
    Subhanalloh walhamdulillah,Allohu Akbar,
    Paparan yang sangat fantastic,aku turut “ngaji”,
    Sehubungan aku juga suka menulis hikmah,ijinkan aku untuk menukil ataupun menjadikan referensi atas tulisan anda ketika aku membuat karya tulis maupun artikel.
    Tentu akan aku cantumkan sumber link anda.
    Semoga dapat saling manfaat dan saling berbagi sesama umat dalam rangka menuju pada Islam yang Rahmatan Lil ‘Alamin.

    Salam cahaya-Nya.

Tinggalkan Balasan ke Sahabat Batalkan balasan